tirto.id - Protes PSSI terhadap AFC untuk laga Bahrain vs Timnas Indonesia di ronde 3 Kualifikasi Piala Dunai 2026 zona Asia resmi ditolak. Dengan demikian, dipastikan tidak akan ada ulangan atau perubahan skor untuk laga yang berlangsung pada Juamt (11/10 dini hari tersebut).
Balasan AFC atas surat protes PSSI tersebut disampaikan pada Selasa (15/10) siang hari ini. Hal ini diungkapkan oleh manajer Timnas Indonesia, Sumardji, ke depan publik.
"Barusan jam 12 siang ini, saya mendapat balasan surat protes yang kita (PSSI) kirimkan, dari AFC. AFC menyatakan protes tidak diterima, dan untuk lebih jelasnya kami diminta kirim surat ke FIFA," terang Sumardji dikutip dari CNN Indonesia.
"Dijawabnya [AFC] bahwa sudah diterima surat protes [dari PSSI], dan tidak akan mempengaruhi hasil laga [Bahrain vs Timnas Indonesia]. Selanjutnya silakan untuk melaporkan ke FIFA, intinya seperti itu balasan suratnya," tambahnya.
Sebelumnya, PSSI sudah mengirimkan surat protes terkait laga Bahrain vs Timnas Indonesia di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, Bahrain pada Jumat (11/10).
Dalam surat tersebut, PSSI menekankan 2 poin utama, yaitu soal injury time laga yang melebihi waktu yang sudah ditetapkan, di samping pemilihan wasit Ahmed Al Kaf yang berasal dari Oman, wilayah yang sama dengan Bahrain sebagai tuan rumah.
"Tanggal 11 (Oktober) kita kirim lagi (surat komplain), bahkan ke FIFA. Ada dua poin protes kami, penambahan waktu. Kedua, yang kami (permasalahkan) kenapa wasitnya juga dari Asia Barat, Timur Tengah," papar salah satu Exco PSSI, Arya Sinulingga, melalui akun media sosialnya pada Minggu (13/10).
Komplain PSSI sebenarnya sudah dilakukan sejak laga Bahrain vs Timnas Indonesia berakhir. Dipaparkan Arya Sinulingga melalui akun Instagramnya, Sumardji selaku manajer Timnas Indonesia menyodorkan protes yang diterima oleh match commisioner pada pukul 22.04 waktu setempat.
"Tanggal 10 Oktober tidak lama setelah pertandingan (Bahrain vs Timnas Indonesia), (manajer Timnas) Pak Sumardji sudah menyampaikan ke match commisioner mengenai waktu (pertandingan) yang lebih dari 96 menit lho. Pak Sumardji tanda tangan, diterima match commisioner," terang Arya.
Pemaparan Arya Sinulingga kepada publik tentang protes PSSI itu, dipicu oleh pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFC, Datuk Seri Windsor John, yang dikutip New Strait Times pada Sabtu (12/10). Ketika itu, Sekjen AFC menyatakan komplain PSSI tidak detail.
"Kami butuh klarifikasi PSSI soal yang mereka keluhkan. Apakah itu soal performa (wasit), manajemen waktu (tambahan injury time), atau masalah spesifik lainnya. Kami sudah mendengar berbagai keluhan, tetapi komplain (PSSI) mesti lebih terperinci," papar Datuk Seri Windsor John.
Laga Bahrain vs Timnas Indonesia memang memicu perdebatan. Yang paling utama adalah tambahan waktu menjelang laga babak kedua berakhir, yang mencapai 9 menit. Padahal, wasit keempat sudah mengangkat board yang menunjukkan injury time hanya 6 menit.
Tambahan waktu yang panjang itu jadi salah satu alasan Bahrain bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat aksi Mohamed Marhoon. Sebelumnya, Timnas Indonesia sudah unggul 1-2 hingga menit 97 lewat gol Ragnar Oratmangoen (45+3') dan Rafael Struick (74').
Selain itu, pertandingan Bahrain vs Timnas Indonesia juga diwarnai dengan mudahnya wasit Ahmed Al Kaf memberikan hukuman pelanggaran untuk Garuda. Dalam statistik, tercatat, tim asuhan Shin Tae-yong melanggar lawan sebanyak 27 kali, sedangkan Bahrain cuma 10.
Dengan hasil imbang 2-2 tersebut, Timnas Indonesia baru mengumpulkan 3 poin dari 3 pertandingan Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Garuda tercatat selalu seri lawan Arab Saudi, Australia, dan terakhir Bahrain. Merah Putih akan kembali berlaga pada Selasa (15/10) ini menghadapi tuan rumah China.
Editor: Iswara N Raditya