Menuju konten utama
EURO 2024

Kenapa Tidak Ada Jadwal Juara 3 EURO, Beda dari Piala Dunia?

Kenapa tidak ada jadwal pertandingan juara 3 di EURO 2024, berbeda dengan Piala Dunia? Simak sejarah juara 3 di Piala Eropa dan alasan dihapuskan.

Kenapa Tidak Ada Jadwal Juara 3 EURO, Beda dari Piala Dunia?
Bola resmi UEFA EURO 2024. (AP Photo/Markus Schreiber)

tirto.id - Turnamen Piala Eropa EURO 2024 tidak memainkan perebutan juara ke-3, hal ini berbeda dengan Piala Dunia dan Copa America. Belakangan format tanpa peringkat 3 juga diterapkan untuk turnamen di kontinental lain, termasuk Piala Asia. Lantas, kenapa tidak ada jadwal laga perebutan tempat ke-3 di EURO 2024?

Jadwal perebutan juara ke-3 di EURO sebenarnya sempat berlaku pada 6 edisi awal Piala Eropa, yakni sejak edisi 1960 sampai 1980. Selepas EURO 1980, UEFA selaku badan sepak bola tertinggi Eropa memutuskan menghapus laga perebutan juara 3 di EURO.

Jika dihitung, UEFA sudah meniadakan laga perebutan peringkat 3 dalam 10 edisi beruntun, terhitung sejak 1984 hingga 2020 (2021). Dengan demikian EURO 2024 menjadi edisi ke-11 turnamen Piala Eropa tanpa pertandingan perebutan peringkat 3.

Laga Juara ke-3 EURO Pernah Berlaku & Alasan Dihapus

EURO 1980 di Italia menjadi edisi terakhir yang masih memberlakukan pertandingan perebutan juara 3. Edisi tersebut juga untuk pertama kali UEFA menggelar putaran final Piala Eropa dengan format 8 tim. Sebelum itu edisi 1960 sampai 1976 hanya diikuti 4 tim putaran final.

Penambahan jumlah peserta yang sekaligus menambah jumlah pertandingan, seakan membuat pertandingan perebutan juara 3 menjadi laga yang paling tidak menarik. Media asal Britania Raya, talkSPORT dalam ulasannya menyebut bahwa penurunan rating televisi dan jumlah penonton di stadion menjadi penyebab dihapusnya laga perebutan juara 3.

Ketika Piala Eropa 1980 pertandingan perebutan peringkat 3 mempertemukan Italia vs Cekoslovakia. Meski menyuguhkan pertandingan tim tuan rumah, faktanya pertandingan ini dianggap gagal menarik animo publik Italia.

Pertandingan Italia vs Cekoslovakia hanya dihadiri tak lebih dari setengah dari jumlah penonton yang rata-rata datang, ketika Gli Azzurri bermain di penyisihan grup. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Cekoslovakia via adu penalti 8-9, selepas kedua tim bermain imbang 1-1.

Uniknya, Cekoslovakia menjadi tim peraih peringkat 3 yang pertama sekaligus terakhir di Piala Eropa. Mereka merebut perunggu pada edisi perdana 1960, dengan menundukkan tuan rumah Prancis.

Cekoslovakia yang kini sudah terpecah menjadi Republik Ceko dan Slovakia tersebut, terhitung mengoleksi 2 gelar juara 3 EURO. Sedangkan tim juara 3 lainnya adalah Hungaria (1964), Inggris (1968), Belgia (1972), dan Belanda (1976).

Pro Kontra Perebutan Peringkat 3 di Turnamen Sepak Bola

Laga perebutan peringkat 3 dalam sebuah turnamen sepak bola, kerap menimbulkan pro-kontra. Mantan pelatih Belanda, Louis van Gaal, melontarkan kritik terhadap pertandingan tersebut ketika timnya tersingkir di semifinal Piala Dunia 2014. Van Gaal menyebut laga perebutan tempat ke-3 sejatinya sudah tidak menentukan.

Timnas Belanda saat itu terpaksa memainkan laga perebutan peringkat 3 melawan Brasil. Hasilnya, De Oranje menang dengan skor telak 0-3 atas tuan rumah Brasil.

"Pertandingan ini tidak seharusnya dimainkan. Saya sudah mengatakan itu selama 10 tahun (sejak 2014). Hanya ada 1 penghargaan yang berarti, yaitu menjadi juara dunia," kata van Gaal pada 2014 silam, dikutip dari BBC.

Kritik van Gaal cukup beralasan. Mantan pelatih Manchester United itu mengungkapkan bahwa tim yang memainkan pertandingan perebutan juara 3 berpotensi menelan 2 kekalahan beruntun, ketika mereka mengakhiri turnamen.

Baginya, kekalahan di laga juara 3 bakal menutupi capaian bagus sebuah tim yang berhasil menembus hingga semifinal. Beruntung bagi De Oranje yang ketika itu diperkuat Arjen Robben hingga Robin van Persie, lantaran mereka terhindar dari 2 kekalahan beruntun usai menaklukan Brasil di perebutan juara 3.

"Dan dalam sebuah turnamen, Anda bermain dengan sangat baik [dari fase grup sampai semifinal], Anda pulang sebagai pecundang [karena kalah di perebutan tempat ke-3],” terang van Gaal.

Ucapan van Gaal ketika itu justru menimpa Timnas Brasil. Selecao yang saat itu menjadi tuan rumah, sempat digadang-gadang bakal merebut gelar juara dunia di markas sendiri, usai penantian sejak edisi 2002.

Hasilnya, Timnas Brasil justru tampil mengecewakan. Selecao menelan salah satu kekalahan paling memalukan dalam sejarah sepak bola, ketika tumbang 1-7 dari Jerman di semifinal. Mental pemain Brasil yang sudah runtuh akhirnya kembali dihantam Belanda di pertandingan juara 3.

"Menurut saya, ini [perebutan tempat ke-3] sama sekali tidak ada hubungannya dengan olahraga," tegas van Gaal ketika itu.

Baca juga artikel terkait EURO 2024 atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Oryza Aditama