Menuju konten utama

Kenapa Cap Go Meh Disebut Hari Valentine Cina?

Perayaan Festival Cap Go Meh sering disebut sebagai Hari Valentine Cina karena sejarah kehidupan di Tiongkok masa lampau.

Kenapa Cap Go Meh Disebut Hari Valentine Cina?
Pesta kembang api memeriahkan puncak perayaan 'Cap Go Meh' di Klenteng Hok Kheng Tong, Jambi, Sabtu (11/2) malam. Ribuan umat Konghuchu di daerah itu memadati sejumlah tempat ibadah setempat guna melakukan ibadah dan sekaligus menikmati puncak perayaan Cap Go Meh. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc/17.

tirto.id - Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan besar dalam tradisi Cina berupa festival lentera. Festival Cap Go Meh rutin dirayakan setelah perayaan Tahun Baru Imlek atau tahun baru sesuai penanggalan Lunar.

Cap Go Meh tidak hanya dikenal sebagai festival lentera, tetapi juga Hari Valentine Cina. Tentu ada alasan kenapa Cap Go Meh disebut demikian.

Melansir Antara, Festival Cap Go Meh di Indonesia tahun ini diselenggarakan sekitar dua minggu setelah perayaan Imlek, yaitu pada 5 Februari 2023.

Jelang perayaan Cap Go Meh sejumlah wilayah di Indonesia telah mempersiapkan beragam dekorasi hingga agenda festival untuk merayakan hari besar tersebut.

Sejarah Perayaan Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh dipercaya sudah dilakukan masyarakat Tiongkok selama ratusan tahun.

Dikutip Britannica, Festival Lentera berasal dari Dinasti Han (206 SM hingga 220 M), ketika para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 tahun lunar untuk menghormati Sang Buddha.

Ritus ini kemudian diadopsi oleh masyarakat umum dan menyebar ke seluruh China dan bagian lain di Asia.

Perayaan Cap Go Meh menandai bulan purnama pertama tahun lunar baru dan akhir Tahun Baru Imlek. Selama festival Cap Go Meh berlangsung rumah-rumah dihiasi dengan lentera warna-warni.

Uniknya seringkali lentera-lentera dan dekorasi Cap Go Meh dilengkapi dengan tulisan teka-teki di atasnya. Bagi siapapun pengunjung yang berhasil memecahkan teka-teki itu akan mendapat hadiah kecil.

Perayaan Cap Go Meh umumnya dilengkapi dengan tradisi khusus, seperti pertunjukan barongsai, parade, hingga kembang api. Selain itu, ada juga bola-bola ketan berisi buah atau kacang (yuanxiao) yang wajib dikonsumsi selama perayaan Cap Go Meh.

Kenapa Festival Cap Go Meh Disebut Hari Valentine Cina?

Cap Go Meh sering disebut sebagai Hari Valentine Cina. Istilah ini muncul bukan karena perayaannya sering kali jatuh pada bulan Februari bertepatan dengan bulan Valentine.

Faktanya, perayaan Cap Go Meh jarang sekali dirayakan bertepatan dengan Hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari.

Menurut China Odyssey Tours, perayaan Cap Go Meh baru bisa bertepatan dengan Valentine setiap 19 tahun sekali.

Lalu, kenapa festival Cap Go Meh disebut sebagai Hari Valentine Cina?

Hal ini karena sejarah kehidupan di Cina masa lampau. Mengutip The Beijinger, dulu di Tiongkok kuno wanita tidak diizinkan keluar rumah pada malam hari untuk mencegah kriminal seperti perjudian dan perampokan.

Selain itu, pada pukul 19.00 hingga pukul 05.00 tidak ada satu orang pun yang diizinkan bepergian kecuali untuk pemakaman, perawatan medis, dan pernikahan. Pelanggar juga akan dikenai hukuman cambuk dengan tongkat rotan.

Namun, pada perayaan Cap Go Meh, peraturan jam malam itu tidak lagi berlaku. Semua orang, baik pria maupun wanita bebas berinteraksi satu sama lain untuk jalan-jalan, menyalakan lentera, dan bermain permainan.

Banyak di antara masyarakat yang saling bertemu lawan jenis dan jatuh cinta di malam tersebut. Akhirnya, muncul beragam kisah dan dongeng asmara di antara orang-orang Tiongkok yang berlatar di malam festival Cap Go Meh.

Salah satu yang paling terkenal adalah cerita rakyat tentang Putri Taiping. Ia merupakan putri yang hidup di zaman Dinasti Tang. Putri Taiping dikisahkan bertemu jodohnya, yaitu Xue Shao pada saat Festival Lentera atau Cap Go Meh.

Saat itu, Putri Taiping menyelinap keluar dan jalan-jalan di malam Festival Lentera dengan menyamar sebagai pria. Ia kemudian bertemu dengan seorang pria bertopeng yang ternyata adalah Xue Shao.

Mengenakan topeng adalah tradisi yang biasa dilakukan di Cina untuk melindungi identitas bagi orang-orang berpangkat tinggi. Begitu melihat Putri Taiping, Xue Shao langsung melepas topengnya.

Putri Taiping langsung jatuh cinta kepada Xue Shao karena ia belum pernah melihat pria dengan wajah setampan itu.

Selain kisah Putri Taiping, ada banyak puisi, lukisan, lagu, dan karya seni lainnya yang menggambarkan betapa romantisnya malam Cap Go Meh itu.

Setelah kebudayaan Barat masuk dan dikenal, banyak orang yang akhirnya menyamakannya dengan Valentine.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora