Menuju konten utama

Kenali Gejala Syaraf Terjepit Seperti Anji dan Cara Mengatasinya

Saraf terjepit dapat menjadi serius dan menyebabkan nyeri semakin kronis.

Kenali Gejala Syaraf Terjepit Seperti Anji dan Cara Mengatasinya
Anji Manji Syaraf Kejepit. instagram/Duniamanji

tirto.id - Erdian Aji Prihartanto atau yang lebih dikenal sebagai Anji mengatakan dirinya mengalami saraf terjepit melalui laman Instagram pribadinya.

Dalam foto yang diunggahnya pada Rabu (20/11/2020), pelantun lagu "Dia" itu tampak mengenakan penyangga leher karena kondisinya tersebut.

"Hanya untuk menjaga gerakan ketika berkegiatan saja kok. Bisa dilepas-lepas" tulisnya.

Saraf terjepit merupakan kondisi saat jaringan di sekitar menekan akar saraf. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di berbagai area tubuh. Rasa sakit yang disebabkan oleh saraf terjepit dapat bertahan hingga berhari-hari.

“Tidak ada yang mau mengalami rasa sakit yang menyertai saraf terjepit,” kata Dr. Nicholas Wills dilansir dari Summit Orthopedic.

Dilansir dari Mayo Clinic, saraf terjepit ditandai oleh beberapa gejala seperti:

    • Mati rasa atau berkurangnya sensasi di sekitar area saraf
    • Nyeri, sakit, atau perih, yang bisa menjalar ke luar
    • Kesemutan (paresthesia)
    • Kelemahan otot di area yang terkena
    • Sering merasa bahwa kaki atau tangan "tertidur"

Faktor risiko syaraf terjepit

Saraf terjepit merupakan salah satu kondisi umum yang dialami oleh orang dewasa. Meskipun kondisi ini dapat dialami oleh semua usia, mereka yang berusia di atas 50 tahun lebih rentan mengalami saraf terjepit karena degenerasi di tulang belakang dan bagian tubuh lainnya.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengalami saraf terjepit, yakni:

    • Posisi dan postur tubuh. Menyilangkan kaki saat sedang duduk atau postur tubuh yang buruk dapat menyebabkan cedera tekanan pada tulang belakang
    • Herniasi diskus atau kelainan cakram di tulang belakang. Kondisi ini dapat memberi tekanan tambahan pada akar saraf.
    • Peradangan yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis. Hal ini dapat mempersempit bukaan saraf atau menegang tulang belakang, memberikan tekanan berlebih pada saraf.
    • Penambahan berat badan, termasuk berat badan akibat retensi air, memberikan tekanan tambahan pada tulang belakang dan persendian meningkatkan risiko saraf terjepit.
    • Kehamilan yang menyebabkan peningkatan berat badan dan retensi air. Ini menempatkan wanita hamil pada risiko lebih tinggi untuk mengalami saraf terjepit atau tertekan.
    • Aktivitas fisik seperti olahraga yang memerlukan pengulangan gerakan yang sama secara konstan. Seiring waktu, bagian tulang belakang yang terkena tindakan ini bisa membengkak atau rusak lalu menyebabkan kompresi saraf.
    • Tumor yang terletak di tulang belakang dapat menekan saraf, menyebabkan radikulopati.
    • Cedera traumatis akibat olahraga, terjatuh, atau tabrakan mobil dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang yang mengakibatkan kompresi saraf.

Cara mengatasi saraf terjepit

Penanganan saraf terjepit tergantung pada kondisi dan tingkat keparahannya. Menurut Mayo Clinic, berikut ini beberapa cara penanganan saraf terjepit:

1. Terapi fisik

Penderita akan menjalankan serangkaian latihan yang bertujuan untuk memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena tekanan saraf.

2. Konsumsi obat-obatan

Konsumsi obat-obatan yang dapat meredakan nyeri, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve).

Selain itu suntikan kortikosteroid, mungkin akan diberikan oleh dokter untuk meminimalkan rasa sakit dan peradangan.

3. Operasi

Jika saraf terjepit tidak membaik setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan dengan perawatan konservatif, dokter mungkin merekomendasikan pembedahan untuk menghilangkan tekanan dari saraf. Jenis pembedahan berbeda-beda tergantung lokasi saraf terjepit.

Bisa menjadi masalah yang lebih serius

Saraf terjepit dapat menjadi serius dan menyebabkan nyeri semakin kronis. Bahkan jika tidak segera diobati cairan dan pembengkakan dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen.

Oleh karena itu, diperlukan penanganan medis segera setelah mengalami beberapa gejala dan menyadari adanya faktor risiko.

“Kita mungkin tidak dapat mengontrol semua faktor yang membuat kita lebih rentan terhadap saraf terjepit di sepanjang tulang belakang,” kata Dr. Wills.

“Namun memahami kondisi yang meningkatkan risiko menunjukkan kepada kita langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan tulang belakang kita" lanjutnya seperti yang dikutip dari Summit Orthopedic.

Baca juga artikel terkait SYARAF TERJEPIT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari

Artikel Terkait