tirto.id - Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha melaporkan hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bermagnitudo (M) 6,8 di Maroko.
Informasi ini diterima dari KBRI Rabat yang telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia.
”Tidak ada korban WNI hingga saat ini,” kata Judha saat dihubungi reporter Tirto, Senin (11/9/2023).
Judha mengatakan wilayah yang terdampak gempa adalah Provinsi Al-Houz, Marrakech, Ouarzazate, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
“Delegasi Indonesia di Marakesh yang sedang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023, juga terpantau aman,” sambung Judha.
Judha memastikan KBRI Rabat akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak gempa.
“Terdapat sekitar 500 WNI yang tinggal menetap di Maroko,” terang Judha.
Hotline KBRI Rabat dapat dihubungi pada nomor +212 661095995 untuk melaporkan informasi WNI yang menjadi korban gempa.
Gmpa besar melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) pukul 23.14 waktu setempat berkekuatan magnitudo 6,8. Pusat gempa dikabarkan berada di Pegunungan Atlas Tinggi yang dikenal sebagai Ighil dan merupakan wilayah dengan desa-desa pertanian kecil.
Dilansir Reuters pada Minggu (10/9/2023) kemarin, gempa terbesar sepanjang sejarah Maroko tersebut merenggut 2.122 korban nyawa. Dilaporkan ada 2.421 warga yang terluka akibat gempa.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan