Menuju konten utama

Kementerian Perdagangan Petakan Risiko Proteksionisme AS

Kementerian Perdagangan sedang memetakan risiko yang muncul akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang proteksionis

Kementerian Perdagangan Petakan Risiko Proteksionisme AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarikkan kursi untuk CEO General Motors, Mary Barra saat menjadi tuan rumah pertemuan CEO industri otomotif Amerika Serikat di Gedung Putih, Washington, Selasa (24/1/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque.

tirto.id - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyatakan masih memetakan risiko kebijakan perdagangan Amerika Serikat di masa Presiden Donald Trump yang dikhawatirkan cenderung proteksionis.

Karena itu, kata dia, Kemendag masih terus memantau langkah-langkah yang akan diambil Presiden Amerika Serikat Donald Trump setelah pelantikan resminya pada (20/1/2017) lalu.

"Kami dari pemerintah masih memperhatikan sejauh mana. Didengungkan dalam kapanyenya kan akan mengutamakan Amerika,” kata Nurwan di Jakarta pada Kamis (26/1/2017) seperti dikutip Antara.

Ia mencontohkan salah satu dampak yang bisa muncul bila Trump benar-benar menerapkan kebijakan dagang yang proteksionis ialah kegagalan produk-produk asal Cina memasuki pasar AS. Bila demikian, maka produk-produk Cina akan memasuki pasar-pasar alternatif, termasuk membanjiri Indonesia.

“Dampaknya misalkan produk China sulit mengalir ke AS, produk-produk itukan seperti air mengalir mencari-cari celah, Indonesia menjadi salah satu celahnya kan. Kita mengupayakan apa saja langkah kita," ujar Nurwan.

Sejumlah kebijakan mengarah ke proteksionisme dagang memang terindikasi kuat akan diterapkan oleh Trump. Misalnya, kini Trump telah menandatangani kebijakan keluarnya AS dari Trans Pacific Partnership (TPP) yang merupakan kerja sama perdagangan bebas di antara belasan negara di sekitar kawasan pasifik hasil inisiasi pendahulu Trump, Barack Obama. Saat ini, publik internasional masih terus menanti langkah-langkah terbaru Trump untuk memperbarui kebijakan ekonomi AS.

Industri Retail Online Tenang-Tenang Saja

Sementara itu, kalangan pengusaha retail online nasional mengaku belum terlalu mengkhawatirkan risiko dari proteksionisme sektor perdagangan AS.

CEO Bhineka.com, Hendrik Tio menilai saat ini belum terlihat dampak negatif dari kebijakan perdagangan Trump untuk industri retail online nasional.

Ketua Dewan Pembina Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) tersebut malah mengatakan Pilkada serentak di tahun 2017 justru berdampak negatif terhadap sektor perdagangan online atau e-commerce.

"Lebih banyak hebohnya, karena ini awal tahun seharusnya bagus naiknya ya, tapi karena pilkada orang lebih heboh di medsos daripada belanja (e-commerce). Kita berharap ini cepat berlalu," kata Hendrik.

Adapun Ketua idEA, Aulia Marinto mengaku belum bisa memprediksi dampak kebijakan proteksionisme AS ke sektor e-commerce nasional.

Selain itu, CEO Blanja.com tersebut berpendapat bisnis e-commerce memiliki keterkaitan erat dengan industri retail offline. Bila industri retail offline tersebut terkena dampak, biasanya online juga terimbas.

"Kita prihatin kalau offline terdampak," katanya.

Baca juga artikel terkait PERDAGANGAN INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Bisnis
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom