Menuju konten utama

Kemenpar Gelontorkan Rp4 Trilliun untuk Branding Wisata

Dalam rangka mencapai 20 juta wisatawan di tahun 2019, Kementerian Pariwisata mengoptimalkan langkah branding berbagai tempat wisata dengan dana mencapai Rp4 trilliun.

Kemenpar Gelontorkan Rp4 Trilliun untuk Branding Wisata
Prof Dr I Gde Pitana, m.sc memberikan keterangan pers seusai membuka acara "Borobudur International Buddhist Conference", Kamis (19/05). Tirto/Danna C

tirto.id - Dalam rangka mencapai 20 juta wisatawan di tahun 2019, Kementerian Pariwisata mengoptimalkan langkah branding berbagai tempat wisata dengan dana mencapai Rp4 trilliun.

“Kita utamakan adalah promosi, membranding tempat wisata. Kenapa destinasi wisata kita kalah terkenal dengan destinasi wisata lain? Karena tmpat wisata kita belum dikenal, kita kurang dalam mempromosikannya,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI I Gde Pitana, saat dijumlai dalam acara “Borobudur International Budhist Conference”, di Kompleks Taman Candi Borobudur, Kamis (19/5/2016).

Menurut Pitana, supaya wisata kita dikenal sampai mancanegara maka 50 persen dana dipergunakan untuk branding ke luar negeri. Untuk tahun 2016, dana untuk promosi mencapai Rp4 trilliun, di mana Rp1 trilliun untuk promosi dalam negeri dan Rp3 trilliun untuk luar negeri.

Menutut Pitana dampak branding ke luar negeri baru terasa optimal pada aspek kepariwisataan Indonesia setelah ada promosi genjar dilakukan secara intensif dan konsisten selama 2-3 tahun.

“Dampak baru terasa optimum, kalau sudah ada konsistensi dan promosi intensif ke luar, acara ini (Borobudur International Budhist Conference) adalah bagian dari branding karena kita mengundang peserta dari luar, dengan harapan berita-berita yang nanti dibawa mereka banyak, kami mengundang 94 peserta dari luar, tidak hanya bikku, tapi juga travel agen dan jurnalis dari luar negeri,” kata Pitana.

Selanjutnya ia mengatakan ketika kita menarget 20 juta wisatawan berkunjung ke Indonesia sampai tahun 2019, maka kementerian bertugas untuk mendistribusikannya.

Menurutnya, wisatawan tidak seharusnya menumpuk di Bali atau Batam saja. Oleh karena itu tugas Kementerian saat ini ialah mengembangkan destinasi wisata di wilayah lain.

“Ada 10 destinasi yang kita branding agar wisatawan tidak menumpuk di satu wilayah destinasi wisata saja nantinya. Semarang, Bandung, Bromo, Tengger Semeru, Banyuwangi, Mandalika, Wakatobi, dan lain-lain, itu yang siap kita jual dengan sifatnya masing-masing, itu yang kita branding tahun ini, di saat bersamaan kita akan menyiapkan destinasi wisata lain untuk kita jual. ,” ucap Pitana.

Ke sepuluh destinasi prioritas yang disebut siap dijual oleh pemerintah menurut Pitana, antara lain

Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Klayang (Belitung).

Baca juga artikel terkait PARIWISATA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh & Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Mutaya Saroh & Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh