tirto.id - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan, ada 105 warga negara Indonesia (WNI) yang mengungsi di tempat perlindungan (shelter) usai gempa di Ishikawa, Jepang, hingga Rabu (3/1/2024).
Juru Bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan para WNI tersebut kini membutuhkan bantuan logistik. Hal ini diketahui berdasarkan komunikasi antara Kemenlu dengan WNI yang berada di sekitar Ishikawa.
"Dari hasil komunikasi dengan simpul-simpul WNI di sekitar lokasi gempa, terdapat sekitar 105 WNI yang saat ini berada di shelter-shelter yang disediakan otoritas setempat yang membutuhkan bantuan logistik," urai Iqbal kepada awak media, Rabu (3/1/2024).
Menurut Iqbal, sebanyak 105 WNI itu menyebar di tiga lokasi, yakni di Ogi, Suzu dan Sakai. KBRI Tokyo, katanya, sudah mendistribusikan bantuan logistik kepada para WNI yang terdampak gempa.
Di satu sisi, tak ada WNI yang menjadi korban meninggal akibat gempa Ishikawa hingga Rabu ini. Meski demikian, KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkomunikasi dengan Pemerintah Jepang serta warga Indonesia lain di sana.
"Otoritas setempat telah mencabut peringatan tsunami. Namun, tetap memperingatkan kemungkiman gempa susulan dalam sepekan ke depan," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan gempa tak hanya menyebabkan korban tewas, melainkan juga banyak warga luka-luka. Mereka yang terluka tersebar di sejumlah prefektur.
"Korban luka tersebar di prefektur Ishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, and Gifu," ucap dia.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 melanda Ishikawa pada 1 Januari 2024 pukul 16.10 waktu Jepang.
Jumlah korban tewas bertambah menjadi 62 orang di Ishikawa. Data tersebut didapat dari pemerintah daerah yang dilaporkan laman stasiun televisi NHK, Rabu (3/1/2024).
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto