Menuju konten utama

Kemenko PMK Siapkan Program untuk Revitalisasi Citarum

"Gerakan tersebut didesain sebagai bagian aksi nyata Revolusi Mental," katanya.

Kemenko PMK Siapkan Program untuk Revitalisasi Citarum
Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK, Iwan Eka Setiawan berfoto bersama masyarakat setelah membersihkan sampah di bantaran sungai Citarum, Minggu (4/11/2018). FOTO/kemenkoPMK

tirto.id - Pasca dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia (Kemenko PMK) mengupayakan penyiapan program lintas sektoral untuk mencapai target revitalisasi Citarum.

Berdasarkan rilis pers yang diterima Tirto pada Senin (5/11/2018), kegiatan yang dilakukan berfokus pada pelaksanaan program Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (GPRB) melalui penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana rutin seperti banjir dan longsor.

Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana, Kemenko PMK, Iwan Eka Setiawan menjelaskan bahwa GPRB dilakukan melalui persiapan strategi penanggulangan bencana tingkat desa; pengelolaan peringatan dini; penyiapan jalur evakuasi; penanganan kaum rentan dan disabilitas termasuk di dalamnya peningkatkan kepedulian lingkungan dalam pengelolaan sampah sepanjang DAS Citarum yang juga turut mendukung Gerakan Indonesia Bersih di program Revolusi Mental.

"Gerakan tersebut didesain sebagai bagian aksi nyata Revolusi Mental," katanya.

Ia menjelaskan, kunjungan dilakukan di 5 titik yang menjadi lokasi percontohan antara lain Kelurahan Pasawahan, Kelurahan Andir, Desa Bojongmalaka, Desa Tegalluar dan Desa Bojongsoang sebagai daerah percontohan.

"Selama dua hari, kami bersama tim melakukan peninjauan di daerah tersebut," katanya.

Gerakan aksi di kawasan DAS Citarum telah diawali dengan pembekalan dan peningkatan kapasitas tanggap bencana berbasis nilai Revolusi Mental kepada para kader. Lebih lanjut, para kader melakukan sosialisasi meluas, hingga pelaksanaan aksi nyata yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat seperti membangun tempat pengelolaan sampah, kegiatan penghijauan, gerakan kebersihan, hingga membuat kreativitas mural dan sebagainya.

“Kunjungan kali ini adalah untuk mengukur perubahan kepedulian lingkungan dan budaya bersih masyarakat. Implementasi program PRB dan revolusi mental sudah nampak pada beberapa lokasi, namun perlu ditingkatkan lagi dan memang butuh proses untuk menjadikan kebiasaan dan budaya,” jelas Iwan di bantaran Citarum, Minggu (4/11/2018).

Masyarakat memperbaiki lingkungan dibantu oleh TNI, Seniman, Dunia Usaha, dan Dunia Pendidikan menjadikan daerah yang awalnya kotor dan bau sekarang berubah menjadi bersih dan hijau.

Menurutnya penguatan koordinasi, komitmen, gotong royong dan kerja keras bersama merupakan kunci keberhasilan program ini.

Sejalan dengan hal tersebut, Usang Suparman, Ketua RW 05 Kelurahan Andir, menyampaikan bahwa keberhasilan revitalisasi Citarum tidak akan maksimal bila masyarakat dan industri (pabrik) sepanjang Citarum tidak peduli dengan gerakan perubahan.

"Gerakan perubahan mental bagi siapapun jadi sangat penting untuk mewujudkan Citarum Harum," tambahnya.

Sementara itu, Kolonel Inf. Yudi Zanibar selaku Komandan Sektor 6 Satgas Citarum Harum menambahkan bahwa kepedulian masyarakat menjadi penting dalam pelaksanaan program, “Di sektor 6 program Citarum Harum sudah mulai berjalan dengan baik, mari bergotong royong merawat dan meningkatkan kesadaran, untuk ekosistem yang seimbang di hulu Citarum,” jelas Yudi.

Baca juga artikel terkait SUNGAI CITARUM atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani