tirto.id - Guna menutup defisit anggaran tahun ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua valuta asing masing-masing senilai 1 miliar dolar AS dan 1 miliar euro atau setara dengan total senilai Rp30 triliun.
Kabiro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti mengatakan Kemenkeu memperkirakan potensi pelebaran defisit APBN 2019 mencapai 2-2,2 persen dari PDB atau meleset dari target asumsi APBN 2019 sebesar 1,9 persen.
“Penerbitan ini untuk mengantisipasi potensi pelebaran defisit, merespons kondisi ekonomi domestik dan global saat ini. Namun tetap menjaga kinerja penerimaan dan kualitas belanja,” kata Nufransa dalam siaran pers, Jumat (25/10/2019).
Nufransa menambahkan penerbitan SUN dalam dua valuta asing ini dilakukan pada momen yang tepat, di mana kondisi pasar keuangan relatif stabil dan terdapat sentimen positif atas pelantikan Presiden, termasuk pembentukan Kabinet Indonesia Maju.
Penerbitan SUN ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s dan BBB dari Fitch. Transaksi ini juga merupakan penerbitan SUN dengan format SEC-Registered Shelf yang keempat kalinya untuk seri SUN dolar AS dan ketiga kalinya untuk SUN euro.
Transaksi SUN dalam mata uang dolar AS bertenor 30 tahun atau seri RI1049 kali ini memiliki yield atau imbal hasil sebesar 3,75 persen, atau terendah sepanjang sejarah penerbitan SUN dalam mata uang dolar AS untuk tenor 30 tahun.
Begitu juga dengan SUN dalam mata uang euro bertenor 12 tahun atau seri RIEUR1031, di mana imbal hasilnya sebesar 1,41 persen yang juga lebih rendah ketimbang SUN dalam mata uang euro bertenor 7 tahun sebesar 1,48 persen.
Editor: Ringkang Gumiwang