Menuju konten utama

Kemenkeu Perkirakan Rasio Utang RI Melonjak Jadi 37,6% di 2020

Kementerian Keuangan memperkirakan rasio utang Indonesia melonjak 37,6% pada 2020.

Kemenkeu Perkirakan Rasio Utang RI Melonjak Jadi 37,6% di 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat pembukaan Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2018 di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (20/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww/18.

tirto.id - Kementerian Keuangan menyatakan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 mengalami pembengkakan setelah defisit anggaran diperlebar menjadi 6,34 persen PDB sesuai Perpres 72/2020. Pembengkakan terjadi hingga menyentuh 37,6 persen dari PDB.

Angka ini naik dari saat defisit APBN 2020 masih menggunakan revisi pertama sesuai Perpres 54/2020. Waktu itu defisit di kisaran 5,07 persen PDB menghasilkan lonjakan rasio utang menjadi 36,38 persen PDB dari posisi akhir 2019 di kisaran 30,18 PDB.

“Apa yang terjadi dengan asumsi 2020 defisit ke 6,34 persen. Debt to GDP ratio ke arah 37,6 persen. Dan ini memang menjadi risiko. Harus selalu dipantau,” ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam diskusi virtual, Rabu (19/8/2020).

Per Juni 2020 posisi rasio utang terhadap PDB pemerintah berada di angka 32,67 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan batas 60 persen dari PDB. Rasio itu setara dengan posisi utang senilai Rp5.264,07 triliun.

Febrio mengatakan lonjakan rasio utang terhadap PDB di 2020 akan terbawa sampai ke 2021 nanti. Ia bilang pada 2021, pemerintah masih menetapkan defisit anggaran cukup besar di kisaran 5,5 persen PDB atau setara Rp971,2 triliun.

Konsekuensinya rasio utang terhadap PDB sampai akhir tahun 2021 dipastikan akan melonjak lagi. Sebab defisit tahun 2021 nanti belum bisa diturunkan cukup signifikan dari posisi 6,34 persen di 2020.

“Postur RAPBN 2021. Defisit Rp971,2 triliun setara 5,5 persen PDB. Dalam konteks ini memang ini akan mengakibatkan debt to GDP ratio naik lagi jadi sekitar 40 persen GDP. Tadi kan, sudah di 37,6 persen PDB,” ucap Febrio.

Ia bilang meski naik rasio utang terhadap PDB, risiko ini mau tak mau harus diambil. Sebab di tengah pandemi pemerintah memerlukan jumlah anggaran tak sedikit untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan melaksanakan program pemulihan ekonomi termasuk perlindungan sosial.

Meski demikian, perkiraan Bank Dunia menyatakan lonjakan rasio utang terhadap PDB Indonesia justru terjadi lebih cepat lagi. Selasa (2/6/2020), Bank Dunia menyatakan dengan defisit 6,27 persen PDB saja, rasio utang Indonesia akan melonjak menjadi 40 persen PDB. Sebab dengan defisit 5,1 persen saja, rasio utang diyakini melonjak menjadi 37 persen PDB.

Baca juga artikel terkait UTANG INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat