tirto.id - Penelitian dengan metode survei cepat yang dilakukan Kementerian Kesehatan terhadap ratusan ribu tenaga kesehatan (nakes) di DKI Jakarta menunjukkan bahwa vaksin Sinovac efektif menekan angka infeksi COVID-19 bergejala, perawatan, hingga kematian.
“Kami dapat simpulkan pesan dari penelitian ini bahwa sebetulnya pemberian vaksinasi [Sinovac] dosis lengkap itu secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah COVID-19 bergejala bahkan hingga hari ke-63 dan juga dapat menurunkan risiko perawatan dan kematian karena COVID-19,” kata Ketua Tim Peneliti Survey Efektivitas Vaksin Kemenkes Panji Dewantara, dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/5/2021).
Panji menerangkan penelitian dilakukan terhadap total 128.290 responden nakes berusia di atas 18 dengan rata-rata usia di atas 30 tahun. Dari seluruh responden itu ada 28.055 yang belum divaksin sama sekali, 8.458 vaksin sekali, 91.777 vaksin dua kali.
Hasilnya menunjukkan bahwa vaksinasi efektif dalam mencegah 94 persen COVID-19 bergejala. Dari 91.777 responden yang telah mendapatkan vaksin dua kali hanya 521 yang terinfeksi COVID-19 atau hanya 0,56 persen. Sedangkan pada 28.055 responden yang belum divaksin sama sekali terdapat 2.431 yang terinfeksi.
Kemudian vaksinasi Sinovac pada nakes di Jakarta ini juga menunjukkan efektivitas sebesar 96 persen dalam mencegah perawatan karena COVID-19. Dari 91.777 responden yang telah mendapatkan vaksin dua kali ada tujuh yang terinfeksi COVID-19 dan harus mendapatkan perawatan. Sedangkan pada 28.055 responden yang belum divaksin sama sekali terdapat 102 yang terinfeksi dan harus mendapatkan perawatan.
Vaksinasi Sinovac ini juga menunjukkan efektif mencegah kematian sebesar 98 persen. Dari 91.777 responden yang telah mendapatkan vaksin dua kali terdapat satu orang yang terinfeksi COVID-19 hingga kemudian meninggal dunia. Sedangkan pada 28.055 responden yang belum divaksin sama sekali terdapat 17 yang meninggal karena COVID-19.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam kesempatan yang sama mengatakan dengan hasil penelitian survei singkat ini dapat dilihat bahwa efektivitas vaksin Sinovac cukup tinggi dalam memberikan proteksi.
“Di awal BPOM sudah mengeluarkan efikasi vaksin Sinovac itu adalah 65 persen. Artinya risiko untuk tertular atau sakit itu hanya tinggal 35 persen. Tetapi dalam kajian cepat kami melihat risiko itu bahkan bisa memberikan efek proteksi bahkan sampai 95 persen untuk tidak menjadi sakit bahkan untuk yang tidak membutuhkan perawatan itu jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz