Menuju konten utama

Kemenkes: Polusi Udara Jadi Penyebab Tertinggi Penyakit Paru

Polusi udara menyumbang lima belas sampai 30 persen, diikuti riwayat merokok, infeksi berulang dan genetik.

Kemenkes: Polusi Udara Jadi Penyebab Tertinggi Penyakit Paru
Kabut asap menyelimuti gedung-gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (25/8/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp..

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ada empat faktor risiko penyakit paru. Faktor pertama adalah polusi udara yang menyumbang lima belas sampai 30 persen, diikuti riwayat merokok, infeksi berulang dan genetik.

Budi menyatakan pihaknya mendorong upaya promotif preventif untuk mencegah masyarakat mengalami dampak dari polusi udara.

“Upaya-upaya dilakukan dengan melibatkan lintas sektor. Karena ini permasalahan lingkungan dan kita ada di dalamnya dan ini harus diatasi bersama-sama. KIta berharap anak anak kita generasi masa depan tetap dapat menghirup udara segar dan sehat,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (4/4/2023).

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto juga menekankan pentingnya pencegahan dalam upaya mengatasi permasalahan polusi udara.

“Polusi udara terbukti menimbulkan masalah respirasi dan pernapasan. Upaya pencegahan dengan menurunkan polusi udara harus dilakukan semua pihak sehingga kasus respirasi dapat dikurangi,” ujar Agus.

Agus yang juga merupakan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga mendorong pemerintah dan masyarakat untuk memahami terkait kualitas udara yang baik bagi kesehatan paru yang lebih baik.

Berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma.

Dari data tersebut menunjukkan PPOK memiliki jumlah 209 kejadian per 100.000 penduduk dengan 3,2 juta kematian, pneumonia 6.300 kejadian per 100.000 penduduk dengan 2,6 juta kematian, kanker paru 29 kejadian per 100.000 penduduk dengan 1,8 juta kematian, tuberkulosis 109 kejadian per 100.00 penduduk dengan 1,2 juta kematian, dan asma 477 kejadian per 100.000 penduduk dengan 455 ribu kematian.

Sementara situasi di Indonesia, dari sepuluh penyakit dengan kasus terbanyak, empat di antaranya merupakan penyakit respirasi, antara lain PPOK, kanker paru, pneumonia dan asma.

Sementara itu, Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia mengatakan, permasalahan polusi udara tidak harus bisa ditangani dengan sinergi antar lembaga.

“Kami melihat kondisi ini sebagai panggilan bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya udara bersih,” ungkap Novita.

Menurut data BPJS Kesehatan, selama periode 2018-2022, anggaran yang ditanggung untuk penyakit respirasi juga mencapai angka yang signifikan dan memiliki kecenderungan peningkatan tiap tahunnya.

Pneumonia menelan biaya sebesar 8,7 triliun rupiah, tuberkulosis 5,2 triliun rupiah, PPOK 1,8 triliun rupiah, asma 1,4 triliun rupiah dan kanker paru 766 miliar rupiah.

Baca juga artikel terkait PNEUMONIA atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri