tirto.id - Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan mobilitas penduduk terutama dalam penggunaan transportasi umum disyaratkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai alat skrining. Namun pengecualian diberikan kepada kalangan yang masih belum dapat mengakses aplikasi tersebut dengan sejumlah alasan tertentu.
Adita saat menjawab pertanyaan wartawan dalam acara dialog virtual, Rabu (15/9/2021) mengakui memang fakta di lapangan masih ada masyarakat yang tidak familiar dengan teknologi digital atau memang kendala jaringan, sehingga tidak bisa mengakses aplikasi PeduliLindungi.
“Tentu kami masih bisa mentolerir. Ketika kemudian ada situasi katakanlah jaringannya tidak support atau handphone tidak support system-nya atau yang bersangkutan tidak menggunakan handphone, kami masih bisa menerima materi-materi yang lebih manual, baik itu [sertifikat vaksin/bukti tes COVID-19] cetak atau yang lain yang bisa ditunjukkan kepada petugas,” kata Adita.
Meskipun hampir seluruh masyarakat menggunakan ponsel tetapi menurutnya tingkat literasi digital masyarakat tidak sama. Sehingga masih perlu sosialisasi dan edukasi digital yang lebih merata.
Di samping memang ada sejumlah kawasan perintis yang masih terkendala jaringan telekomunikasi, sehingga belum mendukung penggunaan teknologi digital, khususnya aplikasi PeduliLindungi.
“Jadi kami masih memberikan diskresi terkait dengan tadi pengecualian-pengecualian yang tetap bisa memberikan materi-materi yang sifatnya manual atau cetak. Yang penting itu semua tidak palsu,” kata Adita.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat bersama dengan Komisi IX DPR RI, Senin (13/9/2021) mengatakan bahwa implementasi penggunaan PeduliLindungi sudah lumayan massif. Sejak diluncurkan, baru sebulan kata dia sudah ada 29 juta orang yang melakukan check in dengan PeduliLindungi.
PeduliLindungi kata Budi memiliki fungsi tracing. Sebab melalui aplikasi itu penggunanya dapat diketahui mereka ada di mana dan jam berapa. Sehingga kalau mereka positif COVID-19 maka dengan cepat dapat dilakukan tracing, siapa saja yang berada di lokasi dan jam tersebut.
Berdasarkan data dari PeduliLindungi diketahui masih ada ribuan orang yang dinyatakan positif COVID-19 tetapi masih berkeliaran.
“Kita bisa lihat surprisingly tetep aja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam, hitam itu artinya positif COVID-19 tapi masih jalan-jalan. Masih masuk mal 3 ribu orang, masih masuk ke bandara 43 orang, masih naik kereta juga 63 orang, masih masuk restoran 55 orang,” kata Budi.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto