tirto.id - Kepala Subdirektorat Lingkungan Kerja Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan Kolonel Inf, Sudi Prihatin mengatakan salah satu bentuk ancaman baru kedaulatan Indonesia adalah masuknya tenaga kerja asing dalam skala besar.
Hal tersebut diungkapkan dalam Seminar Nasional "Efek Domino Serbuan Tenaga Kerja Asing" di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta.
"Ancaman terhadap kedaulatan suatu negara ada dalam bentuk militer dan non-militer. Tenaga kerja asing merupakan salah satu bentuk ancaman non-militer," kata Sudi pada Selasa (2/8/2016).
Lebih lanjut Sudi menjelaskan, pada era modern ancaman terhadap kedaulatan negara lebih banyak berupa non-militer seperti virus flu burung, peredaran narkoba dan vaksin palsu.
Hal tersebut, kata dia, bertujuan untuk membodohi rakyat dan membuat masyarakat tidak berkembang.
Terkait dengan arus tenaga kerja asing di Indonesia, Sudi mengatakan, Indonesia tidak bisa menolak karena terikat dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, tenaga kerja asing perlu diatur agar tidak merugikan rakyat dan mengancam kedaulatan negara.
"Seharusnya diatur tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia harus memiliki kemampuan yang baik dan hanya bekerja di tingkat manajerial. Namun, tampaknya sudah ada tenaga kerja asing yang masuk dan mengerjakan pekerjaan tingkat rendah," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sudi juga menyampaikan pengalamannya menumpang pesawat terbang dari Jakarta ke Manado. Saat itu, hampir seperempat penumpangnya adalah warga negara Cina.
"Saya sudah memiliki pengalaman untuk membedakan orang Cina dengan warga negara Indonesia keturunan Cina. Biasanya berbeda dari penampilan dan gaya berpakaiannya," katanya.
"Untuk membendung ancaman tenaga kerja asing terhadap kedaulatan negara, Kementerian Pertahanan memiliki program bela negara untuk para pekerja. Para pekerja yang mengikuti program bela negara harus memastikan para tenaga kerja asing itu mengikuti peraturan yang ada di Indonesia, misalnya wajib berbahasa Indonesia," anjutnya.
Seminar Nasional "Efek Domino Serbuan Tenaga Kerja Asing" diadakan Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia bekerja sama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Perum LKBN Antara.
Pembicara pada seminar tersebut antara lain Presiden KSPI Said Iqbal dan Direktur Institut Soekarno Hatta, Muhammad Hatta Taliwang dengan moderator Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto