tirto.id - Kemendikbudristek mengkritik adanya kekerasan dalam Kegiatan Technical Meeting Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) pada Selasa (9/8) lalu.
Kegiatan pra PKKMB Untirta menjadi viral di media sisial lantaran terdapat laporan mahasiswa baru dijemur berjam-jam, diminta salat secara buru-buru, hingga pelecehan verbal.
"Kami menyesalkan dengan adanya kekerasan dalam PKKMB di Untirta Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus mewujudkan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan," kata Inspektur Jenderal Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang kepada Tirto, Jumat (12/8/2022).
Dirinya menyatakan PKKMB seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membantu mahasiswa baru melewati proses transisi dan adaptasi dengan lingkungan akademik baru, sehingga mempunyai bekal cukup untuk menempuh pendidikan tinggi.
Upaya penghapusan tiga dosa besar pendidikan seperti intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual juga Kemendikbudristek lakukan melalui kampanye penguatan karakter bertemakan anti kekerasan dan Profil Pelajar Pancasila.
Oleh karena itu, dia mengatakan kolaborasi dan sinergi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari segala bentuk kekerasan.
"Untuk itu, Kemendikbudristek akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengusut dan menangani kasus yang terjadi dan mencegah berulangnya kekerasan," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Anggun P Situmorang