Menuju konten utama

Kemendikbudristek Anggarkan Lebih Rp1 triliun untuk Kampus Merdeka

Anggaran Kampus Merdeka berasal dari APBN dan juga dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Kemendikbudristek Anggarkan Lebih Rp1 triliun untuk Kampus Merdeka
Sejumlah siswa SMP korban gempa bumi, memasuki tenda darurat milik Kemendikbud untuk melakukan Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP), di SMP N 2 Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (23/4/2018). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

tirto.id - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Nizam mengatakan kementeriannya menganggarkan dana hingga Rp1 triliun untuk penerapan program Kampus Merdeka.

“Kami alokasi anggaran lebih dari Rp1 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan juga dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” ujar Nizam dalam Knowledge Sharing Forum ke-19 yang diselenggarakan Universitas Terbuka yang dipantau di Jakarta, Senin (3/5/2021) dilansir dari Antara.

Sejumlah program Kampus Merdeka yang sudah berjalan yakni Kampus Mengajar yang diikuti 15.000 mahasiswa, yang mendamping pembelajaran siswa di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Selanjutnya program Magang Kampus Merdeka dan juga pelaksanaan Pertukaran Kampus Merdeka yaitu pertukaran mahasiswa Aceh ke Papua, dan sebaliknya.

Bahkan, lanjut Nizam, untuk pertukaran mahasiswa akan ditingkatkan ke pertukaran internasional. Tujuannya agar mahasiswa juga memiliki jejaring internasional

Selain itu juga kegiatan mikrokredensial seperti mahasiswa bisa mendapatkan sertifikat dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Google maupun Huawei. Juga mahasiswa bisa mengikuti sejumlah proyek terkait UMKM dan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Nizam menegaskan bahwa arah kebijakan pendidikan tinggi Kemendikbudristek yakni meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dosen dan tenaga pendidik, dan menguatkan sistem tata kelola pendidikan tinggi.

“Dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, kami perlu melakukan penguatan dan transformasi Universitas Terbuka (UT) dan perluasan pembelajaran terbuka dan masif (MOOC),” jelas Nizam.

Peningkatan kapasitas PTN atau PTS dan fasilitas merger PTS kecil. Beasiswa berkeadilan dan tepat sasaran, serta penguatan dan perluasan penggunaan teknologi untuk pendidikan.

Nizam juga menambahkan pihaknya juga melakukan penguatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan berdaya saing.

“Kami harus memastikan lulusan kita memiliki kompetensi yang cukup, sehingga begitu lulus memiliki kompetensi dan berdaya saing,” pungkas Nizam.

Baca juga artikel terkait KAMPUS MERDEKA

tirto.id - Pendidikan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto