Menuju konten utama

Kemendikbud akan Distribusi Ulang Guru-Guru Sekolah Favorit

Kemendikbud berencana mendistribusikan guru-guru dari sekolah unggulan ke tempat lain yang memerlukan perbaikan kualitas pendidikan.

Kemendikbud akan Distribusi Ulang Guru-Guru Sekolah Favorit
(Ilustrasi) Seorang pekerja Pertamina mengajar siswa SDN Kutisari III Surabaya di sekolah tersebut, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/5/2017). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana mendistribusikan guru-guru terbaik dari sejumlah sekolah unggulan atau favorit ke wilayah lain. Sasaran penyebaran guru-guru dengan kualitas terbaik itu ialah zona wilayah yang belum memiliki sekolah unggulan.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan distribusi ulang guru-guru asal sekolah dengan predikat unggulan tersebut akan dilaksanakan seusai berlangsungnya penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2017/2018.

"Nanti akan ada evaluasi, kita akan petakan zona mana yang sekolah-sekolahnya kita bantu jadi lebih bagus," kata Hamid di Kantor Kemendikbud Jakarta, pada Selasa (11/7/2017) seperti dikutip Antara.

Hamid menjelaskan langkah ini merupakan upaya Kemendikbud dalam melakukan intervensi peningkatan kualitas sekolah dari sisi fisik dan dari kualitas guru. Guru-guru terbaik yang ada di sekolah favorit akan dikirim ke sekolah lain yang perlu dibenahi dari sisi kualitas tenaga pengajar.

Menurut Hamid, Kemendikbud menargetkan bisa mencetak minimal satu sekolah unggulan baru di setiap zona wilayah.

"Nanti supaya setiap zona ada satu sekolah yang kita benahi," kata Hamid.

Upaya tersebut dilakukan demi mengembangkan kualitas sekolah-sekolah agar predikat lembaga pendidikan unggulan bisa merata di semua wilayah.

Minggu kemarin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan tidak boleh lagi ada sekolah favorit atau tidak favorit dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2017.

"Tidak boleh ada satu pun siswa yang tidak mendapatkan bagian kursi, tidak boleh lagi ada sekolah yang favorit atau tidak. Semua harus dibikin semerata mungkin karena program kita ini adalah program pemerataan pendidikan yang berkualitas," kata Muhadjir di Surabaya, pada Minggu (9/7/2017).

Di hari yang sama, saat berkunjung ke Gresik, Muhadjir mengatakan curiga keberadaan sekolah favorit atau unggulan yang tidak merata di semua zona wilayah memicu maraknya praktik jual-beli kursi. Dia menyerukan agar praktik jual-beli kursi bagi calon siswa sekolah yang dianggap favorit tidak lagi dilakukan.

"Jangan sampai ada jual beli kursi, itu tidak boleh, dan saya melarang keras," kata Muhadjir.

Baca juga artikel terkait GURU atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom