tirto.id - Hingga saat ini tercatat ada 145 anak meninggal dunia akibat virus corona baru atau COVID-19 di Indonesia, jauh lebih tinggi dibanding negara-negara lain. Pendiri KawalCovid19 Ainun Najib berkata tapi belum ada penelitian yang mengungkap alasan tingginya angka tersebut.
"Ini belum ada yang meneliti apa yang terjadi terhadap anak-anak Indonesia kok lebih tinggi tingkat kematiannya ketika tertular penyakit COVID-19 ini," kata Ainun dalam diskusi virtual pada Kamis (3/9/2020).
Jika merujuk data Satgas Penanganan COVID-19, per 2 September 2020 tercatat 7.616 orang meninggal dunia akibat COVID-19, dan 7.281 orang meninggal itu diketahui umurnya.
Dari 7.281 kasus kematian tersebut, 58 di antaranya adalah anak usia 0-5 tahun dan 87 kematian lainnya menimpa anak usia 6-17 tahun. Artinya 1,9 persen kematian akibat COVID-19 di Indonesia menimpa anak-anak.
Ainun membandingkan, di Korea Selatan dan Singapura tidak ada satu pun anak menjadi korban meninggal akibat COVID-19. Di Cina, 0,18 persen dari total kematian terjadi pada anak usia 10-19 tahun. Di Italia, 0,14 persen dari total kematian menimpa anak usia 0-9 tahun.
Bahkan, di Amerika Serikat, hanya ada 114 anak yang meninggal akibat COVID-19 dari total 186 ribu kematian.
“Amerika Serikat, misalnya, dari hampir 200 ribu kematian itu hanya sekitar 114 yang usia anak-anak, sementara Indonesia yang mungkin [total kematian] hanya sepersepuluhnya Amerika Serikat, tapi lebih dari 140 berarti melebihi Amerika Serikat. Ini berarti [tingkat kematian anak] 10 kali lipatnya," kata Ainun.
Menurut Ainun hal itu penting diperhatikan sebab beberapa waktu lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikan lampu hijau bagi daerah-daerah yang berada di zona hijau dan kuning untuk kembali membuka pembelajaran tatap muka. Kendati pemerintah daerah dan sekolah boleh meneruskan program belajar dari rumah, tapi tak sedikit daerah dan sekolah yang memaksakan.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz