tirto.id - Kematian mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, ternyata juga mendapat perhatian dari kelompok pembangkang di negara tersebut. Gerakan yang menamakan diri sebagai The Ladies in White ini tidak melakukan aksi protes rutin pada Minggu (27/11/2016) sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang berduka atas kematian pemimpin revolusi Kuba itu.
The Ladies in White selama ini selalu kontra dengan Fidel Castro. Kelompok ini didirikan pada 2003 setelah rezim Fidel Castro memenjarakan 75 pembangkang. Meskipun semuanya sudah dibebaskan secara bersyarat, namun The Ladies in White tetap menggelar aksi protes setiap pekan.
"Kami sedih dengan kematian seorang pria, seorang manusia. Tapi kami senang dengan kematian diktator," ungkap pemimpin The Ladies in White, Berta Soler.
Gerakan The Ladies in White memutuskan tetap berada di rumah demi menghormati orang-orang yang berduka atas kematian Castro dan menghindari tuduhan melakukan tindak "provokasi di jalanan".
"Kami tidak senang (mendengar tentang kematian Fidel Castro) dan kami akan tetap tenang meskipun ia adalah orang utama yang bertanggung jawab atas penderitaan dan kurangnya hak-hak politik di Kuba," timpal Jose Daniel Ferrer, salah satu orang yang pernah dipenjara di era Fidel Castro.
"Kami tidak akan melakukan tindakan menentang rezim di jalanan dalam beberapa hari ke depan, khususnya untuk berhati-hati menghadapi represi yang bisa kami hadapi," tambahnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Marta Beatriz Roque yang juga pernah ditahan oleh pemerintah Kuba. "Saya tidak gembira dengan kematian siapapun, bahkan jika itu setan," sebutnya.
Fidel Castro meninggal dunia pada Jumat (25/11/2016) waktu setempat dalam usia 90 tahun. Ia adalah pemimpin revolusi Kuba yang berhasil menggulingkan kekuasaan Fulgencio Batista pada 1959. Castro resmi menjabat sebagai Presiden Kuba sejak 2 Desember 1976 hingga 24 Februari 2008.
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya