tirto.id - Unjuk rasa yang digelar oleh sekelompok orang dari sayap kanan, Party for Freedom, di depan area pameran produk halal di Kota Melbourne, Australia, Minggu, (3/3/2016), mendapat aksi tandingan dari kelompok yang menamakan diri "Antifa" (anti-fasis) yang berujung pada bentrok kedua kelompok.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 12.30 waktu setempat atau sekitar 9.30 WIB, seperti dikutip kantor berita Antara, Senin, (4/4/2016).
Sekitar 30 orang kemudian terlibat baku hantam selama sekitar dua menit, lalu dilerai oleh polisi berkuda.
Seorang saksi bernama Erik Anderson dalam siaran televisi Channel 7 mengaku ia melihat kelompok Antifa datang dan mulai memukul.
Kelompok Anti-Muslim membawa bendera Australia dan papan bertuliskan berbagai tuduhan terhadap Islam, sedangkan kelompok anti-fasis memakai baju serba hitam serta penutup wajah berwarna hitam.
Sementara itu, direktur acara "Melbourne Halal Expo" Syed Atiq ul Hassan mengatakan sekitar 2.000 orang datang ke acara tersebut dengan tujuan menyebarkan kesadaran tentang pentingnya makanan, produk, dan servis Halal.
"Mereka [yang bentrok] adalah dua kelompok yang memiliki persoalan sendiri dan tidak ada hubungannya dengan kami sama sekali," ujar Hassan.
Unjuk rasa antirasisme juga digelar di hari yang sama di pusat kota Melbourne. Para pengunjuk rasa berkumpul di Federation Square sekitar pukul 2 sore waktu setempat atau 11.00 WIB, untuk memprotes aksi United Patriots Front (UPF) yang sebelumnya mengumumkan bakal menggelar demo memperingati unjuk rasa anti-Muslim yang mereka lakukan tahun lalu.
Aksi protes merupakan balasan terhadap aksi UPF yang memasang spanduk "Stop the mosques" di pertandingan Australian Football League (AFL) di Collingwood AFL, Jumat malam, (1/4/2016).
Pemasangan spanduk di dinding tempat duduk penonton itu mendulang kutukan dari AFL serta berbagai tokoh politik termasuk Menteri Luar Negeri Julie Bishop. (ANT)