tirto.id - Harga minyak dunia turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah data menunjukkan pemulihan dalam hal kegiatan pengeboran di Amerika Serikat.
Meningkatnya produksi minyak AS akan mengimbangi beberapa upaya dari produsen lain untuk memotong produksi mereka. Hal ini menyebabkan investor khawatir tentang berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global, kata para analis, seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/1/2017)
Jumlah rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik dari 15 rig menjadi 566 rig selama pekan lalu. Menurut analisa perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat, jumlah tersebut merupakan tertinggi sejak November 2015.
Para analis mengatakan harga minyak, yang menetap di atas 50 dolar AS per barel sejak Desember tahun lalu telah mendorong produsen-produsen minyak serpih (oil shale) AS untuk meningkatkan produksi.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret berkurang 0,54 dolar menjadi menetap di 52,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, turun 0,29 dolar AS menjadi ditutup pada 55,23 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh