tirto.id - Pada 11 Maret 1997, tepat hari ini 23 tahun lalu, sebuah auditorium di New York City, New York, Amerika Serikat, menjadi pusat perhatian dunia.
Sekitar lima ratus penonton, yang telah mengeluarkan uang 25 dolar, memadati ruangan. Di barisan yang tak berjauhan,tiga ratus jurnalis siap memberitakan apa yang akan segera terjadi. Sementara di sekeliling, puluhan kamera televisi terus menyorot panggung.
Siapa saja yang menyaksikan momen saat itu diam-diam memendam pertanyaan: Apakah Garry Kasparov akan kalah dari sebuah mesin?
Ya, di auditorium itu, Kasparov memang tengah bertanding catur melawan Deep Blue, mesin komputer karya IBM. Itu adalah pertandingan penentuan, pertandingan ke enam. Dalam lima pertandingan sebelumnya, Kasparov dan Deep Blue bermain imbang 2 ½:2 ½, hasil dari satu kemenangan untuk masing-masing dan tiga kali remis.
Maka, siapa yang berhasil juara dalam pertandingan itu akan menang secara keseluruhan.
Kasparov kala itu masih berstatus sebagai pecatur terbaik di dunia. Sejak mengalahkan Anatoly Karpov pada 1985, ia sudah lima kali menang kejuaraan dunia dan juga baru saja memenangkan 15 turnamen catur lain yang diikutinya.
Namun, saat para pengamat dan penggemar catur menilai bahwa mengalahkan Kasparov mendekati kemustahilan, di hadapan Deep Blue hari itu, nasib pecatur asal asal Uni Soviet itu ternyata sedang berada di ujung tanduk.
Semua berawal dari apa yang dilakukan Kasparov pada langkah ke tujuh. Bermain dengan Caro-Kann defense, sebuah taktik posisional, Kasparov melakukan kesalahan fatal. Alih-alih menggerakkan menterinya, ia justru menggerakkan bidak ke h1.
Langkah itu membuat komentator pertandingan kaget, tapi respons dari Deep Blue ternyata lebih mengagetkan bagi mereka: Deep Blue menyerang bidak itu dengan kuda sekaligus mengorbankannya.
Menurut para pengamat catur, pengorbanan itu tergolong mengejutkan karena komputer biasanya memilih keuntungan material daripada untung secara posisi. Meski Deep Blue bisa mengevaluasi 200 juta langkah dalam hitungan detik, ia seharusnya tak punya strategi jangka panjang.
Dan, mereka juga tahu bahwa pengorbanan itu akan sangat sulit untuk dilawan: raja milik Kasparov dalam ancaman, buah-buah lainnya dalam posisi tak berkembang, dan Deep Blue bisa menyerang dari berbagai sudut.
Meski demikian, mengingat kapasitas Kasparov, mereka sebetulnya berharap sang juara dunia mampu menciptakan keajaiban, seperti ketika ia mengalahkan Anatoly Karpov tiga kali dalam tiga kejuaraan yang berbeda. Sayangnya, harapan itu jauh panggang api. Kasparov menganggap kesalahan itu mempunyai konsekuensi yang sangat besar.
Dalam bukunya yang berjudul "Deep Thinking (2017)", Kasparov membuat pengakuan: “Melawan Grandmaster mana pun, posisi itu sangat sulit. Dan ketika posisi itu terjadi ketika melawan Deep Blue, aku tahu bahwa aku sudah tidak lagi punya harapan.”
Apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah sejarah yang tak akan pernah dilupakan dalam dunia catur.
Kasparov—yang memainkan buah catur hitam—melakukan langkah asal-asalan, bahkan sempat menggerakkan menteri tidak sebagaimana mestinya pada langkah ke sepuluh. Dan setelah Deep Blue mengambil langkah kesembilan belas, Kasparov secara mengejutkan memutuskan untuk menyerah.
Deep Blue akhirnya menjadi komputer pertama yang berhasil mengalahkan juara dunia catur, sekaligus sukses membalas kekalahan di duel pertama melawan Kasparov yang berlangsung pada Februari 1996. IBM berpesta, dan para jurnalis memburu Kasparov.
“Apa yang terjadi dengan pertandingan ini?” tanya para jurnalis kepada Kasparov, secara berulang-ulang, dalam konferensi pers setelah pertandingan. Kasparov menjawab pertanyaan itu dengan ketus, bahwa itu tidak layak disebut sebagai sebuah pertandingan karena ia merasa tidak dalam kondisi bagus.
Kasparov juga memberi pernyataan mengejutkan. Ia merasa dicurangi. Deep Blue, menurutnya, tidak bergerak berdasarkan kecerdasan buatan, melainkan digerakkan oleh seorang Grandmaster secara langsung.
Mesin itu, sebut Kasparov, terlalu manusiawi untuk menjadi sebuah mesin.
Mesin Yang Tak Boleh Dianggap Remeh
Setelah berhasil mengalahkan Deep Blue dengan skor 4-2 pada 1996, Kasparov membuat analisis tentang kinerja Deep Blue di TIME.
Dalam analisisnya tersebut, Kasparov menilai superkomputer itu akan mengubah masa depan dunia catur. Deep Blue mampu mengevaluasi 100 juta langkah dalam waktu satu detik. Untuk unggul secara material, ia dapat mengkalkulasikannya dalam beberapa langkah ke depan. Bagi orang-orang yang ingin mendalami catur, mesin ini tentu saja akan sangat berguna pada masa depan.
Sayangnya, kemampuan kompleks yang dimiliki Deep Blue tersebut ternyata belum cukup untuk mengalahkan Grandmaster sekelas Kasparov. Salah satu penyebabnya jelas: Deep Blue tidak paham permainan posisional. Kasparov pun memberi contoh bagaimana kinerja Deep Blue dalam pertandingan kedua hingga keenam.
Meski tidak bisa dibilang unggul secara mutlak, Kasparov saat itu berhasil mendikte jalannya pertandingan secara keseluruhan. Ia sengaja mengambil langkah-langkah tidak populer dan mengganti rencana dalam beberapa langkah ke depan. Strategi itu bertujuan agar Deep Blue tidak memiliki kesempatan untuk unggul secara material, menyerang raja secara frontal, dan menjalankan semua prioritas di dalamnya.
Pendekatan yang dilakukan Kasparov itu ternyata manjur. Tidak paham dengan apa yang dilakukan Kasparov, Deep Blue jadi kesulitan mengambil keputusan dan sering melakukan blunder. Walhasil, Deep Blue kalah dan Kasparov mengambil kesimpulan: “Meskipun aku melihat tanda-tanda kecerdasan di dalam Deep Blue, itu adalah kecerdasan yang aneh, jenis yang tidak efisien dan fleksibel.”
Singkat kata, dibikin sebagus apapun, Kasparov menilai kecerdasan sebuah mesin tak akan mampu menyamai kecerdasan manusia.
Kepongahan Kasparov meruncingkan persaingan antara dirinya dengan IBM. Merasa tak terima dengan ucapan sang juara dunia, IBM menantang Kasparov untuk melakukan duel ulang. Tantangan itu diterima dengan tangan terbuka.
Mark Robert Anderson dari The Conversation menulis, IBM melakukan persiapan serius untuk membuat Deep Blue lebih “bertenaga”. Di dalam mesin catur yang pertama kali dikembangkan oleh Feng-Hsiung Hsu itu, IBM menambahkan jumlah prosesor yang akan bekerja secara paralel.
Perombakan Deep Blue menghabiskan dana sebesar 20 juta dolar Amerika. Ia menjadi satu-satunya mesin superkomputer dengan 30 prosesor dan 480 sirkuit terintegrasi yang hanya dirancang khusus untuk bermain catur.
Dan tidak seperti mesin sebelumnya, versi anyar Deep Blue itu tentu saja jauh lebih mengerikan. Anderson menulis: “Deep Blue yang sekarang mampu mengevaluasi 200 juta langkah dalam waktu satu detik. Itu artinya, Deep Blue juga dapat mengeksplorasi prioritasnya hingga 40 langkah ke depan.”
Lain itu, para pelatih Deep Blue ternyata juga menanamkan “prioritas tambahan” yang sama sekali tak pernah dibayangkan oleh Kasparov.
Senjata Rahasia Deep Blue
Kasparov masih merasa baik-baik saja ketika melangsungkan pertandingan pertama. Mengawali pertandingan dengan reti opening, ia menggunakan strategi anti-komputer dan berhasil menang setelah Deep Blue melakukan banyak kesalahan. Namun, seperti pengakuannya di dalam buku “How Life Imitates Chess (2005)”, Deep Blue berubah total pada pertandingan kedua. Sebuah perubahan yang, menurut Kasparov, sangat tidak wajar.
“Mesin itu bermain serancak Karpov, terutama pada momen saat aku sangat butuh kesempatan untuk melangsungkan serangan balik. Aku sampai melakukan pengorbanan material untuk mendapatkan kesempatan itu. Di luar dugaan, tak seperti komputer pada umumnya, mesin itu menolak keuntungan material. Lebih parahnya lagi, ia justru memilih langkah yang membuatku frustasi,” tulis Kasparov.
Kejadian yang dimaksud Kasparov tersebut terjadi pada langkah ke-26. Saat itu, ia terpojok dan terpaksa menarik mundur ratu dari kotak b6 ke d1. Kasparov mengira Deep Blue akan menyerang bidak miliknya yang berada di kotak B5, lalu berlanjut ke menteri yang sudah tak ada harapan. Namun, Deep Blue justru memilih jurus demi mendapatkan keuntungan posisi dengan menggerakkan bidak dari f2 ke f4.
Kasparov, komentator pertandingan, para pengamat catur, dan para penonton pun terkejut.
“Langkah menakjubkan dari Deep Blue. Manusia tahu, melangsungkan rencana kedua saat menghadapi lawan yang terdesak seringkali menghasilkan kemenangan mutlak, tetapi saat mengetahui komputer dapat menemukan ide tersebut adalah sesuatu yang luar biasa. Tak satu pun dari program komputer yang pernah saya uji mampu melakukan langkah seperti itu dalam batas waktu normal,” kata John Nunn, seorang Grandmaster yang menganalisis jalannya pertandingan tersebut.
Setelah langkah tersebut, Kasparov langsung berubah total. Ia tak lagi tampak seperti seorang juara dunia yang penuh percaya diri dan lebih mirip pecatur rentan yang bisa dikalahkan siapa saja.
Emosi mantan mentor Magnus Carlsen itu juga meluap. Bahkan ketika Deep Blue melakukan blunder pada akhir pertandingan, yang mana pertandingan seharusnya bisa berakhir remis, Kasparov memilih menyerah.
Pasalnya, yang ada di dalam pikiran Kasparov saat itu hanya satu: IBM berbuat curang. Langkah itu sebetulnya tidak berbahaya, tapi bagaimana bisa komputer mengambil langkah manusiawi seperti itu?
Tuduhan itu terus bertahan hingga Kasparov kalah pada pertandingan ke enam. Dan lantaran IBM tak mau membeberkan data dari Deep Blue, para pengamat catur membuat teori tersendiri untuk mengungkapnya.
Salah satu teori paling terkenal, yang pernah dilaporkan oleh Wired, adalah Kasparov kalah karena sebuah bug. Bug itu kemudian membuat Deep Blue melakukan langkah random pada langkah ke-26, mengagetkan Kasparov, dan menyerang mental bertandingnya. Meski kemungkinan ada benarnya, namun tuduhan Kasparov dan teori itu tak sepenuhnya tepat sasaran.
Dalam "Deep Thinking" Kasparov menjelaskan, langkah ke-26 yang diambil Deep Blue pada pertandingan kedua bukan satu-satunya hal yang meruntuhkan mental bertandingnya. Langkah itu memang berdampak besar, tapi bagaimana Deep Blue mengambil setiap langkah juga memberikan dampak cukup signifikan.
Kasparov menghitung bahwa komputer paling lama membutuhkan waktu 5-10 menit untuk mengambil langkah sulit. Namun, Deep Blue ternyata bisa memainkan waktu, berpikir cepat untuk mengambil langkah sulit, atau justru berpikir sangat lama untuk langkah mudah.
Mengapa bisa demikian? Miguel Illescas, salah satu pelatih Deep Blue, buka-bukaan jauh hari setelah pertandingan.
“Kami tentu saja membuat trik khusus untuk melawan Garry. Untuk langkah-langkah tertentu, kami sengaja melakukan delay atau, sebaliknya, mengambil langkah dengan cepat,” tutur Illescas.
“Dalam posisi tertentu, kami bertaruh Garry akan mengambil langkah terbaiknya, dan apabila itu terjadi, kami ingin Deep Blue merespons secepatnya. Tujuan kami adalah menciptakan efek psikologis kepada Garry, sehingga ia berpikir bahwa mesin ini tidak bisa ditebak sama sekali.”
Lain itu, Illescas juga menerangkan jika bug bukan satu-satunya penyebab Deep Blue mengambil langkah random. Mesin itu diprogram sedemikian rupa, sehingga dalam waktu tertentu, dibebaskan untuk mengambil langkah random sekalipun harus menyalahi prioritas.
Adapun, tuduhan tentang adanya kecurangan dalam pertandingan tersebut memang diakui oleh pihak IBM. Masih dalam Deep Thinking, Kasparov menjelaskan, pada hari-hari pertandingan, IBM sempat menukar penjaga kamar hotel tempatnya menginap dengan orang yang bisa berbahasa Rusia.
Tujuannya: orang itu bisa menguping pembicaraan Kasparov dengan timnya mengenai rencana-rencana pertandingan, sehingga ia bisa memberitahu pihak IBM, dan para pelatih Deep Blue bisa menanamkan program baru untuk mengantisipasinya.
Namun, yang perlu digarisbawahi, IBM sama sekali tidak melakukan kecurangan selama pertandingan. Pada waktu tersebut, menurut pengakuan IBM, Kasparov benar-benar bertanding melawan mesin tanpa campur tangan manusia.
Untuk semua itu, Kasparov akhirnya mau mengakui bahwa ia benar-benar kalah dari sebuah mesin. Ia berhutang maaf terhadap IBM dan menyadari kekesalannya saat itu hanya berdasarkan emosi belaka. Meski demikian, Kasparov menyayangkan sikap IBM setelahnya.
Salah satu produsen komputer terbesar di dunia itu ternyata hanya ingin mengambil keuntungan. Dalam hitungan minggu setelah kemenangan tersebut, nilai saham melonjak pesat hingga miliaran dolar Amerika. Pengembangan Deep Blue, yang menurut Kasparov dapat membantu perkembangan catur di dunia, kemudian dihentikan begitu saja.
Dapat dikatakan, IBM berhasil "menang" dua kali.
Editor: Eddward S Kennedy