Menuju konten utama

Kejadian 15 Oktober: Sejarah Walhi sampai Hari Cuci Tangan Sedunia

Tepat hari ini, 15 Oktober, memperingati hari cuci tangan sedunia dan hak asasi binatang. Selain itu, ada sejarah Walhi dan Komnas Perempuan. 

Kejadian 15 Oktober: Sejarah Walhi sampai Hari Cuci Tangan Sedunia
Ilustrasi Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww/16.

tirto.id - Mungkin ada banyak yang tidak menyadari bila tanggal 15 Oktober merupakan hari penting karena turut melahirkan sejumlah organisasi atau peringatan yang concern terhadap isu-isu tentang keberlangsungan lingkungan hidup dan manusia, mulai dari berdirinya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), peringatan Hak Asasi Binatang, berdirinya Komisi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) hingga Hari Cuci Tangan Sedunia.

Meskipun peringatan itu sama-sama lahir di tanggal 15 Oktober, namun sejumlah organisasi itu tercetus pada tahun yang berbeda-beda. Walhi misalnya, organisasi yang bergerak dalam isu lingkungan hidup itu lahir pada tahun 1980. Sementara Komnas Perempuan lahir pada tahun 1998. Berikut sejarah panjang tentang lahirnya organisasi dan hari peringatan tersebut.

1. Sejarah Walhi

Seperti dilansir lewat situs resmi walhi.or.id, cikal bakal dari sejarah Walhi bermula dari diskusi Menteri Lingkungan Hidup, Emil Salim dengan Bedjo Rahardjo, Erna Witoelar, Ir. Rio Rahwatono (LIPI) dan Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo. Isi diskusi itu, yakni keinginan agar isu lingkungan hidup menjadi gerakan dalam masyarakat.

Ditambah lagi, selain merasa ia harus belajar tentang lingkungan hidup, Emil Salim pun melihat bahwa isu ini belum populer di Indonesia. Tujuannya, agar masyarakat bisa mengetahui persoalan dan mencari solusinya.

Ide Gubernur DKI kala itu, Tjokropranolo yang menawarkan sebuah ruangan untuk melakukan pertemuan dengan kelompok NGO se-Indonesia langsung direspons oleh Emil Salim dan pertemuan itu dilakukan di Lantai 13 Balaikota, Kantor Gubernur Jakarta.

Pertemuan itu dihadiri sekitar 350 lembaga yang terdiri dari para profesi, hobi, lingkungan, pecinta alam, agama, riset, kampus, jurnalis dan sebagainya. Singkat cerita, muncul kesepakatan untuk memilih 10 NGO yang akan membantu program pemerintah dalam bidang lingkungan hidup.

Awalnya, organisasi itu akan dinamakan dengan Sekretariat Bersama Kelompok Sepuluh. Namun, ide itu ditolak George Adji Tjondro, dengan alasan kalau sekretariat bersama, seperti underbow atau organisasi sayapnya Golkar. Akhirnya, Goerge mengusulkan nama Kelompok Sepuluh yang menjadi cikal bakal lahirnya WALHI.

Pertemuan berikutnya, terjadi selama dua hari, pada tanggal 13 – 15 Oktober 1980, di Gedung YTKI. Hari itu bertepatan dengan berlangsungnya Konferensi Pusat Studi Lingkungan (PSL) se-Indonesia.

Ada sekitar 130 orang peserta dari 78 organisasi yang hadir dalam pertemuan itu, yakni kelompok organisasi masyarakat (agama, sosial), organisasi pecinta alam, dan organisasi profesi. Tokoh yang dianggap menonjol saat itu adalah George Junus Aditjondro dari Bina Desa, MS Zulkarnaen dari Yayasan Mandiri Bandung, Satjipto Wirosardjono dari PKBI, Rudy Badil dari Mapala UI, dan Zen Rahman dari IAI.

Dalam pertemuan itu, Erna Witoelar menawarkan nama Wahana sehingga menjadi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Yang duluan paling setuju dengan nama itu adalah George Adji Tjondro. Beberapa lembaga kemudian menyatakan setuju atas nama itu. Maka, pada Kamis malam, 15 Oktober 1980, pertemuan itu menyepakati nama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).

2. Komnas Perempuan

Komnas Perempuan adalah lembaga negara independen yang dibentuk melalui Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 15 Oktober 1998, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005, demikian dilansir dari laman resmi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat.

Cikal bakal lahirnya Komnas Perempuan ini bermula pada peristiwa kekerasan seksual kepada mayoritas etnis Tionghoa di masa lalu, tepatnya pada tanggal 13-15 1998. Seperti dilansir dari laman resmi komnasperempuan.go.id, perkosaan itu dilakukan secara sistematis dan hampir terjadi di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, Palembang, Solo, Surabaya Lampung dan Medan.

3. Hak Asasi Binatang

Deklarasi Universal soal Hak-Hak Hewan diproklamasikan di Paris pada tanggal 15 Oktober 1978 di markas besar UNESCO. Yang menjadi pertimbangan dalam deklarasi itu antara lain, semua hewan memiliki hak yang sama untuk hidup dalam konteks keseimbangan biologis.

Selain itu, semua kehidupan hewan berhak untuk dihormati. Hewan tidak boleh mengalami perlakuan buruk atau tindakan kejam. Dalam kasus tertentu, jika harus membunuh hewan, harus dilakukan dengan cepat tanpa rasa sakit. Hewan yang mati harus diperlakukan dengan sopan.

Hewan liar memiliki hak untuk hidup dan berkembang biak dengan bebas di lingkungan alaminya sendiri. Setiap hewan yang bergantung pada manusia berhak atas makanan dan perawatan yang layak.

4. Hari Cuci Tangan Sedunia

Hari Cuci Tangan Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 Oktober dan pertama kali diperingati pertama kali tahun 2008. Saat itu, lebih dari 120 juta anak di lebih dari 70 negara mencuci tangan dengan sabun. Sejak 2008, para pemimpin masyarakat dan nasional telah menggunakan Hari Cuci Tangan Sedunia untuk menyebarkan berita tentang mencuci tangan, membuat wastafel, keran.

Sejak saat itu, Hari Cuci Tangan Sedunia terus berkembang dan didukung oleh pemerintah, sekolah, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, LSM, perusahaan swasta, individu, dan banyak lagi.

Tema Hari Cuci Tangan Sedunia 2020 adalah "Kebersihan Tangan untuk Semua". Tema tahun ini mengikuti prakarsa global baru-baru ini yang mengajak semua masyarakat untuk meningkatkan kebersihan tangan, terutama cuci tangan dengan sabun.

Baca juga artikel terkait HARI CUCI TANGAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH