tirto.id - Lebih dari 80.000 warga kota Alberta Kanada diperintahkan untuk keluar dari kota tersebut pada Rabu (4/5/2016) malam dikarenakan api yang membakar kurang lebih 1.200 hektar lahan hutan kawasan itu masih sulit untuk dipadamkan.
"Kami mengalami hari yang buruk kemarin dan sekarang kami harus menghadapi kemungkinan hari yang lebih buruk hari ini," kata kepala pemadam kebakaran setempat Darby Allen, seperti dikutip dari theguardian.com, Kamis (5/5/2016).
Dia menggambarkan api sebagai makhluk jahat dan kotor yang suka mengamuk tak terkendali.
"Ada wilayah kota yang belum terbakar, tapi api ini bisa menjangkau kota itu dan menghancurkan kota itu pula," kata Darby.
Sebelumnya, Selasa, (3/5/2016) sebanyak 105 pasien dan klien- termasuk sembilan bayi yang baru lahir, berhasil dievakuasi dari rumah sakit kota sebelum api mendekat.
Seperti dikutip dari tehguardian, Kamis (5/5/2016) warga membuat tenda pengungsian di kota Fort Murray. Kantor kepegawaian dan pusat rekreasi yang jauh dari jangkauan api berubah menjadi tempat tinggal sementara para pengungsi itu.
Sebagian warga lainnya mendirikan kamp pengungsian di kota Edmonton. Kota ini berjarak sekitar 435 km dari Fort Murray.
"Ketika Anda meninggalkan ... itu perasaan kehilangan yang luar biasa bahwa ada kemungkinan Anda tidak akan pernah melihat rumah Anda lagi," kata Carol Kristen pada Canadian Press.
Carol membopong seorang anak dan kucing ke pusat pengungsian itu.
"Itu benar-benar mengerikan, saat kami sedang berada di jalan raya dan melihat ke atas, kami melihat semua pohon, sampai ke bukit di mana saya tinggal, dalam hati saya berteriak, 'Oh Tuhan. Kami keluar tepat pada waktunya,” ujar Carol.
Sementara itu, terjadi kecelakaan di jalan raya dekat dengan lokasi pengungsian tersebut. Kecelakaan terjadi antara mobil SUV dan unit traktor-trailer yang mengakibatkan korban jiwa dan memicu api tambahan. Belum dapat diklarifikasi apakah kecelakaan tersebut terkait dengan proses evakuasi, yang jelas pengemudi dan penumpang mobil SUV meninggal dunia di tempat.
Editor: Abdul Aziz