tirto.id - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan situasi penambahan kasus COVID-19 yang kerap kali berada di angka 9.000-10.000 kasus baru per hari akan memberatkan penanganan COVID-19. Wiku khawatir akan berdampak negatif hingga membuat sistem kesehatan Indonesia lumpuh.
"Apabila angka ini terus meningkat dan menyebabkan kasus rumah sakit penuh, maka sangat berpotensi untuk menaikkan angka kematian akibat Covid-19. Sistem kesehatan kita akan lumpuh," kata Wiku dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/1/2021).
Sebagai catatan, angka kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir memang menyentuh 9 ribu hingga 10 ribu kasus baru per hari. Pada Selasa (12/1/2021) misal, ada penambahan 10.047 kasus baru dengan total jumlah kasus aktif mencapai 126.313 kasus atau 14,9 persen. Kasus kumulatif sembuh Indonesia berada pada angka 695.807 atau 82,2 persen sementara kasus meninggal kumulatif 24.645 atau 2,9 persen.
Wiku lantas menambahkan, "Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid 19 semata, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain COVID-19."
Wiku mengatakan, beberapa penyakit yang perlu mendapat penanganan penting selain COVID-19 terdiri atas penyakit paru-paru dan jantung. Apabila kasus COVID-19 bertambah dan membuat rumah sakit penuh, maka penanganan penyakit di luar COVID-19 dapat terganggu.
Berdasarkan data yang disampaikan Satgas COVID-19, keterisian tempat tidur di beberapa provinsi Indonesia memang telah melebihi batas. Data yang dipaparkan pada Selasa (12/1/2021), tercatat 7 provinsi yang telah melewati ambang batas 70 persen ketersediaan tempat tidur penanganan COVID-19.
Peringkat pertama adalah DKI Jakarta (82 persen), Banten (81 persen), DI Yogyakarta (78 persen), Jawa Barat (75 persen). Kemudian diikuti Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah yang masing-masing 71 persen.
Selain itu, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal pun terus naik. Berdasarkan data LaporCOVID-19 per 12 Januari 2021, sekitar 607 tenaga kesehatan telah meninggal akibat COVID-19.
Wiku berharap masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan. Dosen Universitas Indonesia ini mengingatkan angka kasus yang diumumkan pemerintah bukan sekadar angka. Ia pun mengingatkan protokol kesehatan juga berguna untuk melindungi nyawa anggota keluarga.
"Jangan sampai kita menjadi abai dan menganggap angka yang ditampilkan pada hari ini sebagai sekedar angka. Ingatlah bahwa angka-angka ini merepresentasikan nyawa," kata Wiku.
"Apakah menjalankan protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya? Saya rasa jawabannya pasti tidak. Maka dari itu marilah kita dengan kesadaran penuh dapat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan di manapun kita berada," tutur Wiku.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz