Menuju konten utama
Persija vs Persib

Kartu Merah Novri Bikin Persija Gagal Menang di Kandang

Persija tampil dominan di babak pertama. Tapi gol baru muncul di babak kedua, saat permainan Persib juga membaik. Sayangnya, ulah Novri bikin kemenangan jadi sirna.

Kartu Merah Novri Bikin Persija Gagal Menang di Kandang
Pertandingan Sepak Bola Liga 1 2019 Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Persija gagal menang saat menjamu Persib Bandung dalam lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7/2019) kemarin. Pertandingan akbar antara dua tim papan tengah ini berkesudahan dengan skor 1-1.

Macan Kemayoran semopat unggul terlebih dulu lewat tandukan Marco Simic pada menit ke-75. Namun menjelang laga bubar, tepatnya pada menit 90+1, Maung Bandung mampu menyamakan kedudukan lewat sontekan Arthur Gevorkyan.

Persija tampil dengan formasi 4-2-3-1. Oleh karena absennya beberapa pemain inti, pelatih Persija Julio Banuelos terpaksa melakukan pergeseran peran.

Novri Setiawan, yang biasanya bermain di lini serang, dimainkan di sisi kiri pertahanan Persija. Di sektor gelandang bertahan, Banuelos memainkan Tony Sucipto, yang biasanya bermain sebagai full-back kiri, untuk menggantikan Sadi Sute yang absen karena akumulasi kartu. Untuk mengganti peran Novri di lini depan, pelatih asal Spanyol tersebut memilih Yogi Rahadian.

Sementara itu, Persib justru menurunkan komposisi terbaiknya. Bermain dengan formasi 4-3-3, Achmad Jufriyanto bisa kembali mendampingi Bojan Malisic di jantung pertahanan. Di lini depan, Esteban Viscarra yang hanya tampil sebagai pengganti saat Persib bertanding melawan Persebaya, juga bermain sedari menit awal.

Permainan Direct Persija

Kedua tim bermain kencang sejak menit-menit awal. Lewat sisi sayap, Persija-Persib saling balas serangan. Persib mendapatkan peluang pertama lewat tendangan pelan Febri Haryadi pada menit ke-2, dan pada menit ke-6, Persija juga punya kans besar untuk unggul terlebih dahulu seandainya tendangan Yogi Rahadian tak ditepis Deden Nathsir, kiper Persib.

Peluang Yogi ini lantas menjadi awal dominasi Persija di sepanjang babak pertama. Ini lantaran cara bertahan Persib belum juga membaik setelah compang-camping dihajar Persebaya 4-0. Achmad Jufriyanto yang diplot di barisan pertahanan memang sedikit bikin kokoh pertahanan Maung Bandung, tapi bola-bola direct pemain Persija ternyata masih bikin pemain Persib repot.

Peluang Yogi itu bisa menjadi contoh. Berawal dari umpan direct dari lini belakang, Marco Simic, penyerang Persija, menang duel udara atas Jupe. Bola lantas jatuh di belakang garis pertahanan Persib dan diterima dengan sempurna oleh Yogi. Namun, Yogi kurang tenang dalam menyelesaikan kesempatan.

Setelah peluang itu, dari menit ke-19 hingga ke-28, Persija bahkan punya empat peluang lagi yang berawal dari bola direct. Puncaknya tentu saja terjadi saat Bruno Matos tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Deden Natshir. Namun, seperti Yogi, Matos gagal memanfaatkan peluang dengan baik.

Jika tiga peluang Persija lainnya pada periode itu terjadi karena Yogi Rahadian berhasil mendapatkan tiga second-ball, peluang Matos terjadi karena umpan direct yang mengarah ke belakang garis pertahanan Persib. Kala itu, sebelum mendapatkan peluang--Matos yang bergerak dari lini kedua--menang adu sprint melawan Jupe.

Pergerakan Efektif Matos

Selain lewat umpan-umpan direct, Persija mendominasi jalannya babak pertama lewat pergerakan Bruno Matos. Bermain di posisi nomor 10, pemain asal Brasil itu sering bergerak ke sisi lapangan, baik ke sisi kiri maupun kanan, untuk menciptakan overload di sisi pertahanan Persib.

Skema pergerakan Matos ini cukup terencana dengan baik. Saat menyerang, Ismed Soyan, full-back kanan Persija, akan melakukan umpan satu-dua sentuhan dengan Riko Simanjuntak, sayap kanan Persija. Umpan-umpan itu memancing Esteban Viscarra, penyerang sayap kiri Persib, dan Edi Idrus, full-back kiri Persib, untuk bertahan lebih ke depan. Dari sana, Matos lantas bergerak ruang kosong yang terdapat di belakang full-back kiri Persib.

Pergerakan serupa dilakukan Matos di sisi kiri. Peluang Matos pada menit ke-28, juga didapatkan dari hasil umpan satu-dua sentuhan antara Novri Setiawan, full-back kiri Persija, dan Yogi Rahadian, sayap kiri Persija. Melihat Matos melakukan pergerakan dari lini belakang, Novri lantas mengirimkan umpan direct ke arah belakang garis pertahanan Persib.

Kombinasi umpan direct dan pergerakan Matos lantas membuat Persija mendapat banyak peluang di sepanjang babak pertama. Ironisnya, Matos pula yang justru paling sering buang-buang peluang, setidaknya dari dua peluang emas yang ia dapatkan.

Kegagalan Matos dan pemain Persija lainnya menyelesaikan peluang membuat Julio Banuelos kecewa. "Di babak pertama ada 6-7 peluang yang bisa menjadi gol... Kami harus lebih tenang di penyelesaian akhir," kata Julio Banuelos dalam konferensi pers setelah laga.

Persib Ubah Pendekatan di Babak Kedua

Tak mau terus-terusan digempur Persija, Persib lantas mengubah pendekatan permainan pada babak kedua. Jika pada babak pertama mereka lebih sering memainkan bola-bola direct untuk menyerang, mereka lebih sering melakukan umpan pendek di sepanjang babak kedua.

Kunci perubahan ini terjadi lewat perubahan peran Esteban Viscarra. Pada babak kedua, alih-alih terus bermain melebar, penyerang sayap kiri Persib ini lebih sering bergerak ke lini tengah, merapat dengan Rene Mihelic dan Gian Zola, dua gelandang tengah Persib.

Pergeseran peran Viscarra ini bikin Persib dapat dua keuntungan. Selain bisa membuat jarak pemain-pemain tengah Persib menjadi lebih rapat untuk memainkan umpan-umpan pendek, Persija juga sering kalah pemain di depan garis pertahanan.

Tony Sucipto, gelandang bertahan Persija, tak bisa lagi fokus dalam menjaga Gian Zola karena peran Viscarra. Di sisi lain, Rohid Chand, gelandang Persija lainnya, juga tak bisa lagi leluasa membantu serangan, dan Bruno Matos tentu tak banyak berkontribusi saat timnya dalam fase bertahan.

Perubahan pendekatan Persib ini dapat dibilang sukses. Setidaknya, Rene Alberts, pelatih Persib, mengakuinya setelah pertandingan.

"Hasilnya tidak buruk. Kami lebih percaya diri dalam memegang bola. Dan seperti yang Anda bilang [terutama tentang Viscarra], beberapa perubahan posisi yang kami lakukan memang mempunyai pengaruh besar," kata Alberts kepada reporter Tirto.

Kartu Merah Novri Setiawan

Persib justru kebobolan terlebih dahulu saat permainan mereka mulai membaik pada kedua. Gol itu terjadi lewat skema bola mati: pada menit ke-75, Marco Simic berhasil menyambar umpan silang terukur dari Riko Simanjuntak.

Saat gol tersebut dianggap bakal jadi satu-satunya gol dalam pertandingan itu, Persib ternyata mendapatkan angin segar setelah Novri Setiawan diganjar kartu merah pada menit ke-78. Full-back kiri Persija itu diusir wasit karena melakukan tindakan tak perlu terhadap Ezechiel N’douassel, penyerang Persib--ulah Novri ini sempat membuat Rohit Chand tampak kesal dan berlari ke arah Novri, selepas wasit mengusir Novri--.

Banuelos lantas menggeser Tony Sucipto sebagai full-back kiri, menggantikan posisi Novri. Ini berarti lini tengah Persija hanya ditempati dua pemain saja: Bambang Pamungkas--yang masuk pada menit ke-63 menggantikan Matos--dan Rohit Chand. Karena Bambang tak fasih dalam bertahan, Persib yang mulai berani bermain menyerang pun berhasil menguasai lini tengah.

Banuelos sadar kondisi itu tak bisa dibiarkan jika ingin menjaga keunggulan. Ia lantas menarik Riko Simanjuntak dan memasukkan Piter Nasadit untuk memperkuat lini tengah. Namun, perubahan komposisi itu tak berbuah hasil. Persib terus tampil dominan hingga akhirnya berhasil menyamakan kedudukan lewat sontekan Arthur Gevorkyan hanya beberapa menit menjelang laga bubar.

Setelah pertandingan, Rene Alberts pun menilai kartu merah Novri adalah faktor kunci penentu hasil akhir pertandingan.

“Kami beruntung karena mereka kehilangan satu pemain. Kami lalu berani naik... Kedua tim akhirnya tidak menang, juga tidak kalah. Di satu sisi kami belum puas karena target kami meraih tiga angka. Tapi di sisi lain, saya merasa puas karena tidak mudah bisa mencuri angka di Jakarta," kata Alberts.

Baca juga artikel terkait LIGA 1 2019 atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Mufti Sholih