tirto.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan persoalan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau disebabkan oleh lahan gambut.
"Itu yang pertama kali melihat bahwa gambut itu sumber masalah, yah Pak Jokowi. Beliau ajak saya pergi ke Meranti. Saya disuruh lihat kondisi di sana," ujarnya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).
Siti mengatakan, dari kunjungan bersama Jokowi itu ia melihat kondisinya memperhatinkan dan tidak tertangani. Padahal menurutnya, regulasinya sudah ada.
"Regulasinya ada, aturan-aturannya ada, bahkan sejak tahun 2000 awal, 1992 malah, tentang kawasan lindung itu sudah ada peraturannya. Tapi enggak jalan, enggak kerja," tuturnya.
Siti mengatakan ketika 2015 barulah ia mulai membenahi pelan-pelan dan salah satu upayanya dengan memberikan status siaga darurat pada lahan gambut yang ada di Provinsi Riau.
"Banyak pola-pola baru yang kami terapkan. Jadi bagaimana cara sistemnya, ya itu dicegah. Artinya gambutnya dikelola dengan baik," ujarnya.
Termasuk dengan mengawasi perusahaan-perusahaan yang mengelola lahan gambut tersebut.
"Jadi perusahaan punya kewajiban menjaga gambutnya supaya kering. Nah itu dimonitor dan dijaga," tandasnya.
Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, kebakaran lahan dan hutan di sana semakin meluas mencapai 841,71 hektare (ha) per tahun 2019.
Total luas area yang terbakar menurut Pusat Data dan Informasi BPBD Riau melonjak hingga hampir 100 persen dalam tiga hari terakhir.
Pada 15 Februari 2019, total luas lahan yang terbakar baru sekitar 497 hektare.
Hal itu pula yang membuat Siti terus memutar otak untuk mencari langkah terbaik mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan.
"Memang ini kami belum puas. Karena apa, Indonesia itu luas. Harusnya sih pakai sistem saja. Kalau ada titik api, harus mau langsung padam gitu," tandasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari