tirto.id - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menilai kabar tewasnya pentolan ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim kemungkinan besar hanya kabar bohong.
"Info tewasnya Bahrun Naim itu hanya sebatas (kabar) media sosial," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa (12/12/2017) seperti dikutip Antara.
Isu kematian Bahrun Naim sempat beredar luas di Indoensia sejak Kamis (30/11/2017) melalui aplikasi pesan Whatsapp. Sejak saat itu, Polri terus mencari bukti-bukti kebenaran kabar ini. Tapi, hingga sekarang hasilnya nihil.
Menurut Tito, Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri telah menghubungi Interpol dan petinggi beberapa negara yang memiliki akses ke Suriah untuk mengonfirmasi kabar itu. Tapi, hasilnya Polri belum mendapatkan konfirmasi soal kebenaran kabar tersebut.
Pada pekan kemarin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius juga menyatakan hal serupa dengan Tito. Ia justru menilai kabar itu perlu diwaspadai, sebab berpotensi menjadi penyesatan informasi yang bertujuan menghambat pemberantasan terorisme.
"Sampai sekarang kami belum bisa menentukan apakah yang bersangkutan tewas," kata Suhardi saat konferensi pers di Yogyakarta, Jumat (8/12/2017) malam.
Menurut Suhardi, BNPT dan Polri juga terus melakukan penelusuran kebenaran informasi tersebut bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). "Kita jangan terpancing, seperti Abu Jandal dulu juga demikian. Kita harus cek dan recek. Bisa saja nanti semacam penyesatan," kata dia.
Bahrun Naim selama ini diduga kuat sebagai dalang aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat, pada Januari 2016. Bahrun yang kerap disebut sebagai pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini juga disebut-sebut aktif merekrut sejumlah teroris pendukung ISIS dari Indonesia.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom