Menuju konten utama

Kapan Harlah NU 2024, Agenda, dan Sejarahnya

Harlah NU akan diperingati pada tanggal 16 Rajab 1445 H atau Minggu, 28 Januari 2024. Bagaimana agenda dan sejarah singkatnya?

Kapan Harlah NU 2024, Agenda, dan Sejarahnya
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (15/9/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - NU segera memasuki usia ke-101 tahun sejak didirikan pada 1926. Kapan dan bagaimana Harlah NU 2024 akan diperingati?

Harlah NU 1 Abad telah diselenggarakan di Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari Selasa, 7 Februari 2023 silam.

Sidoarjo dipilih bukannya tanpa sebab. Pasalnya, lokasi Harlah NU 1 Abad ini menjadi tempat bagi para pendiri NU untuk belajar.

KH. Hasyim Asy’ari, salah satunya, menimba ilmu di Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo. Sebelumnya, ia juga berkelana ke sejumlah lokasi, seperti Probolinggo, Tuban, Semarang, serta Bangkalan.

Harlah NU 2024 & Agenda

Harlah NU diperingati pada tanggal 16 Rajab tahun Hijriah. Jika merujuk kalender Masehi, maka hari ulang tahun salah satu ormas (organisasi masyarakat) terbesar di Indonesia ini jatuh pada hari Minggu, tanggal 28 Januari 2024.

Alhasil, 16 Rajab 1445 H bertepatan dengan 28 Januari 2024. Pasca menggeber Harlah NU 1 Abad pada tahun 2023, warga nahdliyin kini berkesempatan merayakan berdirinya organisasi yang ke-101.

Dalam rangka memperingati Harlah NU 2024, PCNU Kabupaten Lampung Utara bakal menyelenggarakan perayaan pada tanggal 6 Januari 2024.

Puncak resepsi turut mengundang Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, MA, Ketua Umum PBNU 2010-2021.

Selain itu, Harlah NU juga dapat dirayakan oleh kalangan Nahdlatul Ulama ditingkat pusat, dalam hal ini PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), maupun wilayah (PWNU) serta cabang (PCNU).

Sejarah Harlah NU

Organisasi NU atau Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M di Surabaya.

KH. Hasyim Asy’ari berperan sebagai pemimpin sekaligus Rais Akbar. Ia merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar) dan I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah.

2 kitab ini menjadi dasar dalam Khittah NU serta sumber menentukan arah kebijakan sosial, agama, serta politik.

Berdirinya NU juga tidak terlepas dari beberapa organisasi pergerakan semasa zaman kolonial Belanda.

Misalnya Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) 1916, Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran) 1918, hingga Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum Sudagar) 1918.

Kemudian berdiri Komite Hejaz tahun 1926 yang diketuai KH. Wahab Hasbullah. Mereka lalu menemui Raja Ibnu Saud (Saudi Arabia).

Pemimpin salah satu negara Arab itu berencana menerapkan asas tunggal mazhab wahabi di Mekah. Mereka juga akan menghancurkan segala peninggalan sejarah Islam dan pra-Islam yang sering diziarahi umat.

Berkat peran Komite Hejaz, Raja Ibnu Saud tidak jadi melakukan penggusuran tersebut. Dengan demikian, umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekkah meskipun berbeda-beda madzhab.

Komite Hejaz lantas muncul ide pembentukan NU demi menghadapi tantangan zaman. Berdasarkan kesepakatan Muktamar NU Ke-32 tahun 2010 di Makassar, hari ulang tahun NU ditetapkan berdasarkan kalender Hijriah, yaitu setiap tanggal 16 Rajab.

Usai menggelar Harlah NU 1 Abad pada 2023, organisasi yang sekarang dipimpin Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf ini bakal memasuki usia yang ke-101 tahun alias seabad lebih.

Baca juga artikel terkait HARLAH NU 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani