Menuju konten utama

Kanada Tawarkan Pilihan Gender Netral untuk Turis

Kanada mengizinkan pengunjung dari luar Kanada untuk mengidentifikasi diri sebagai laki-laki, perempuan atau lainnya dalam dokumen perbatasan.

Kanada Tawarkan Pilihan Gender Netral untuk Turis
Ilustras Turis di Kanada. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Dengan bergabungnya Kanada dengan beberapa negara yang menawarkan pilihan gender netral, negara yang dipimpin oleh PM Justin Trudeau itu kini mengizinkan pengunjung dari luar Kanada untuk mengidentifikasi diri sebagai laki-laki, perempuan atau lainnya dalam dokumen perbatasan.

Memiliki pilihan untuk memilih gender selain laki-laki atau perempuan pada dokumen pribadi, seperti dokumen tempat tinggal atau pekerjaan, telah menjadi sebuah masalah di antara lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Karena, tidak sedikit dari LGBT yang merepresentasi gender lainnya atau agender.

Menanggapi hal itu, Kanada akan mengeluarkan Otorisasi Perjalanan Elektronik (eTA) baru, memungkinkan turis yang pergi menuju atau melewati Kanada untuk memilih gender lainnya, sebagai opsi gender ketiga selain laki-laki dan perempuan.

Pejabat pemerintahan mengatakan, eTA tersebut akan diperkenalkan Kamis (10/11/2016) mendatang. Namun, eTA tidak berlaku untuk warga Amerika Serikat, dan hanya diperuntukkan bagi turis dari negara-negara di mana visa Kanada tidak diperlukan.

Organisasi Imigran, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Kanada (IRCC) turut mengungkapkan komitmennya untuk memfasilitasi masalah identifikasi gender tersebut. “IRCC akan membantu pengenalan identifikasi baru yang mencerminkan identitas gender seseorang,” ujar juru bicara IRCC seperti dikutip The Guardian, Selasa (8/11/2016).

Sebelumnya, Kanada telah memberikan kesempatan bagi warga negaranya yang transgender untuk mengubah gender dalam passport dan dokumen kewarganegaraan lainnya. Akan tetapi, pilihan tiga gender belum diterapkan.

“Langkah kecil yang bersifat inklusif bagi para pelancong ini merupakan alasan lain bagi Kanada untuk menerapkan label gender ketiga pada passport, yang mana tengah diperbincangkan secara serius,” ujar pengacara Lambda Legal, organisasi tanpa profit AS yang mendukung hak LGBT, Paul Castillo.

Paul menambahkan, Lambda Legal juga telah meminta pemerintah AS untuk mengikuti jejak Kanada dalam hal tersebut. “Dokumen yang tidak akurat hanya akan mendiskriminasi dan menghambat orang-orang yang tidak mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan atau laki-laki,” ucap Castillo lebih lanjut.

Sementara itu, Australia sudah menerapkan pilihan tiga gender dalam passportnya, dengan menambahkan gender X. Tidak hanya Australia, Nepal, Selandia Baru dan beberapa negara lainnya pun dikabarkan melakukan hal yang sama.

Baca juga artikel terkait GENDER atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh