tirto.id - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sudah di depan mata. Dibandingkan calon pasangan lain, nampaknya pasangan Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) lah yang paling rileks.
Beberapa kali keduanya menyampaikan tak ada hal khusus yang disiapkan menjelang debat kecuali data yang menyangkut angka-angka. Mereka akan lebih banyak mengandalkan hasil capaian dan pengalaman selama kurun masa jabatan.
Meski sebelumnya debat sudah berlangsung dua kali, namun pertarungan baru benar-benar akan berlangsung malam ini. Sebab, tak seperti sebelumnya, KPU memastikan bahwa ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil gubernur tidak akan ada yang mangkir.
Jumat (13/1/2017), di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pasangan petahana itu berhadapan dengan pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi. Tema yang diangkat ialah seputar Pembangunan Sosial Ekonomi untuk Jakarta. Isu-isu yang akan dibahas terdiri dari sosial ekonomi, pendidikan, keamanan, lingkungan dan transportasi.
Berkaitan dengan tema tersebut, apa saja hal-hal yang telah disampaikan keduanya selama masa kampanye? Berikut beberapa petikannya.
Sosial-Ekonomi
Tidak Ada Bantuan Dana Tunai
“Kami tidak ada program bagi dana tunai atau apapun itu yang juga dicanangkan calon lainnya karena menurut kami tidak efektif untuk mengentaskan kemiskinan," kata Djarot usai berdiskusi dengan masyarakat di Rumah Lembang, Jakarta, Selasa (22/11/2016). Ia mencontohkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Blitar beberapa tahun lalu ketika ia menjabat wali kota di sana. Ternyata, menurut dia, program semacam itu tidak bisa mendongkrak rakyat dari kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM
"Rusun harus jadi tempat usaha kecil. Supaya ibu-ibu bisa bikin usaha konfeksi. Kan lumayan sehari bisa dapat Rp 75 ribu sampai Rp 90 ribu. Apalagi sekarang kan sekolah udah nggak bayar, ongkos nggak bayar, daging murah Rp 35 ribu. Jadi bisa ditabung uangnya," kata Ahok.
Membangun Vila Jompo
Ahok akan membangun 'Vila Jompo' untuk para lansia di lahan seluas 92 hektar di Ciangir, Kabupaten Tangerang, Banten. Nantinya, 'Vila Jompo' tersebut disewakan dengan beberapa jangka waktu. "Di Vila Jompo semua bisa tinggal gratis. Kalau bosan, ya tinggal situ saja, dia bisa cocok tanam. Mau kegiatan semua kita tanggung," ucap Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
Membangun Apartemen untuk Penderita Kanker Kurang Mampu
Untuk penderita kanker stadium IV yang dirawat di RS Sumber Waras, Ahok mengatakan akan membangun 500 unit apartemen yang dikhususkan pada warga yang kurang mampu. "Kalau yang kaya kan bisa pulang, lalu panggil suster yang urus. Kalau yang miskin, kan pas dia di sana bisa ada yang masakin, ada yang urus. Daripada mereka harus bolak-balik ke rumah, belum tentu ada yang urus," kata Ahok kepada para pendukungnya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
Lingkungan
Menargetkan 200 RPTRA Setahun
Ahok menargetkan membangun 200 ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) tiap tahun. Pembangunan RPTRA tersebut akan dibagi dua antara Pemprov DKI dan CSR pihak swasta. "Kita akan terus perhatikan mereka (anak-anak). Kita akan tambah 200 RPTRA. Kita akan perhatikan ini," kata Ahok di Rumah Lembang, Kamis (22/12/2016).
Tidak Gusur Kecuali Terpaksa
"Prinsipnya, kita nggak gusur kecuali terpaksa. Kita lihat dulu bantaran sungainya. Kalau mereka warga asli, dapat tinggal rusun. Lebih sehat, naik bus gratis," kata Ahok ketika mengunjungi wilayah Jati Padang dan Ragunan yang keduanya ada di Jakarta Selatan. Ia menampik dirinya akan menggusur daerah tersebut karena dianggap rawan banjir. Ia merasa penggusuran tidak cocok untuk mengatasi banjir di daerah ini. "Solusinya ya ini dibikin danau. Karena ini sudah perkampungan padat warga. Alat berat juga nggak bakal bisa masuk," katanya.
Membangun Banyak Waduk untuk Kelola Air
Ahok juga mengatakan bahwa 13 sungai utama di Jakarta kotor karena limbah minyak, shampoo, ataupun sabun masuk ke selokan tanpa ada pengolahan. Ahok-Djarot akan membuat layanan satu pintu dengan menggabungkan PAM dan PAL dan membuat banyak waduk untuk mengelola air limbah. "Semua air mandi, shampoo, sabun, minyak goreng, semua masuk selokan nggak ada pengolahan. Makanya 13 sungai kita kotor. Kita siapkan PAM dengan PAL digabung. PAL sudah manajemen profesional. Kita akan bikin banyak waduk, per cluster mengelola air limbah," kata Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016).
Transportasi
Subsidi Transportasi Umum dari Keuntungan ERP
“Jadi nanti di seluruh ruas jaan di Jakarta akan kita pasang ERP (Elektronik Road Pricing) kedepannya. Kalau pakai ERP kita bisa dapet di atas 5-6 triliun nanti. Nah uang itu harusnya disubsidi ke transportai umum,” katanya dalam forum Kaskus Jakarta, Kamis (12/1/2017)
Transjakarta sampai ke Perumahan
"Nantinya kita mau TransJakarta masuk juga sampai perumahan," papar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Hal itu ia ksampaikan ketika menjelaskan bahwa Pemprov DKI sudah menyiapkan TransJakarta Care untuk kaum disabilitas di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
Membangun Tempat-tempat Parkir dari Lahan Sengketa
“Nah kita juga akan mengambil alih banyak tanah-naha sengketa, kita akan bangunkan tempat parkir, termasuk untuk PKL. Karena setiap tempat parkir, pasti PKL laku. Nah kita mulai bikin. Nah nanti di belakang plazaindonesia, di atas sungai-sungai, kita bikin parkiran. Plaza Indonesia nanti bisa parikir sape 2500 motor. Nah itu konsepnya itu ada bus gratis,” katanya dalam forum Kaskus Jakarta, kamis (12/1/2017)
Menghentikan Pembangunan Ruas Jalan Tol
Ahok mengatakan tidak ingin menambah ruas jalan di Jakarta sebagai solusi kemacetan. Namun memang rencana pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota harus tetap direalisasikan. "Untuk mengatasi kemacetan, 6 ruas tol dalam kota harus dibangun, enggak mau bangun banyak jalan lagi," kata Ahok di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
Pendidikan
Rehabilitasi Sekolah
Rehabilitasi sekolah di Jakarta merupakan salah satu program yang akan dilanjutkan. Namun, sewaktu menjabat sebagai gubernur ia sengaja menunda rehabilitasi sekolah sebab buruknya kinerja kontraktor. “Dari 45 sekolah saya sengaja tunda enggak beresin. Lebih baik tunda satu tahun. Nanti kalau dikerjain, begitu terpilih tahun depan sekolah ambruk, saya juga yang kena. Lebih baik (menjaga) nama daripada jabatan," katanya Rumah Lembang, Rabu (23/11/2016).
Keadilan Sosial dalam Pendidikan
“Semua gratis juga tidak bagus. Yang mampu biar bayar, yang tidak mampu kita subsidi. Itu keadilan sosial,” kata Djarot seperti dikutip Antara, 9 Januari 2017. Dalam hal pendidikan, ia mengatakan, keadilan sosial juga dapat dicapai jika yang mampu tidak perlu mendapatkan KJP. "Dia yang mampu justru dapat (KJP), yang tidak mampu tidak dapat, ini tidak adil," katanya. .
Berikan Subsidi Non-tunai
"Orang miskin di Jakarta berkisar 3,4 persen, jadi kami tinggal memangkas jarak gap [kesenjangan] antara dengan orang kaya saja, melalui pemberian subsidi salah satunya," kata Djarot di Rumah Lembang Selasa (22/11/2016). Pemberian subsidi digunakan untuk memberikan fasilitas sekolah gratis dan transportasi yang layak serta murah sehingga pengeluaran masyarakat bisa ditekan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan