Menuju konten utama
Mozaik

Kala Teknologi Jadul Mesin Tik Melahirkan Karya Seni Gemilang

Di tangan orang-orang kreatif, teknologi kuno mesin tik mampu menghadirkan karya seni yang unik.

Kala Teknologi Jadul Mesin Tik Melahirkan Karya Seni Gemilang
Header Mozaik Melukis Aksara. tirto.id/Tino

tirto.id - Di tengah Festival Coachella, James Cook menerima pujian dari musikus Nigeria, Burna Boy, atas gambar dirinya yang dibuat dengan mesin tik.

Gambar dalam ukuran kertas A3 itu membutuhkan waktu 60 hingga 70 jam untuk menyelesaikannya yang mencakup 50.000 hingga 60.000 karakter yang ditik satu per satu.

Festival yang berlangsung pada pertengahan April itu juga menampilkan sejumlah instalasi seni dan patung, di mana James Cook mendapatkan kesempatan untuk memamerkan kemahirannya dalam membuat gambar dengan mesin tik, termasuk menggambar Burna Boy dan Debbie Harry dari Blondie, band rock AS yang melejit di pertengahan 1970-an.

Pelopor Mesin Tik

Christopher Latham Sholes menemukan papan tik QWERTY pada 1868. Penemuan ini mendapat tentangan dari masyarakat karena khawatir akan merusak kebiasaan menulis tradisional, juga ancaman bagi mereka yang memiliki mata pencaharian sebagai juru tulis profesional.

Meski demikian, Sholes terus menyempurnakan penemuannya. Dia akhirnya menemukan pembeli di Remington, produsen senjata yang sedang mencari produk baru untuk dijual.

Perusahaan Remington mulai memproduksi mesin tik QWERTY secara massal pada 1 Juli 1874. Produksi massal ini berdampak signifikan bagi masyarakat sehingga memungkinkan orang untuk mengetik lebih cepat daripada yang biasa mereka tulis dengan tangan.

Dampak lainnya menyebabkan sejumlah perubahan cara orang bekerja dan berkomunikasi. Misalnya, mesin tik memungkinkan bisnis menghasilkan lebih banyak dokumen yang menyebabkan peningkatan jumlah pekerjaan klerikal.

Papan tik juga memungkinkan orang untuk berkomunikasi satu sama lain dengan lebih mudah, menyebabkan peningkatan jumlah surat, telegram, dan bentuk komunikasi tertulis lainnya.

Lain itu, mesin tik berdampak signifikan terhadap peran perempuan dalam masyarakat. Sebelum keyboard QWERTY ditemukan, sebagian besar pekerjaan administrasi dipegang oleh laki-laki. Setelahnya, mesin tik memungkinkan perempuan untuk mengetik secepat pria, lalu terjadi peningkatan jumlah perempuan yang memperoleh pekerjaan administrasi.

Papan tik QWERTY yang diciptakan Sholes tetap masih dijadikan standar pembuatan mesin tik modern di dunia hingga saat ini. Selain karena familiar, formatnya juga cukup kompatibel dengan sebagian besar program perangkat lunak.

Seni Mesin Tik

Sejarah seni mesin tik sangat panjang dan beragam. Contoh pertama yang diketahui diciptakan pada 1898 oleh Flora Stacey, seorang sekretaris asal Inggris. Dia membuat gambar detail kupu-kupu hanya dengan menggunakan huruf, angka, dan simbol.

Pada awalnya, seni mesin tik sebagian besar diciptakan oleh sekretaris dan profesional lain yang menggunakannya setiap hari. Namun, seiring berkembangnya bentuk seni, ia mulai menarik perhatian seniman dan individu kreatif lainnya.

Salah satu tokoh penting dalam perkembangan seni mesin tik adalah Paul Smith. Dia lahir pada 1921 dengan cerebral palsy yang parah. Meski sakit, Smith dapat menggunakan mesin tik untuk membuat karya seni yang menakjubkan. Karya Smith membantu memopulerkan seni mesin tik dan mengilhami seniman generasi baru untuk bereksperimen dengan media tersebut.

Memasuki warsa 1960-an dan 1970-an, seni mesin tik mengalami kebangkitan popularitas. Ini sebagian disebabkan oleh munculnya gerakan puisi konkret, jenis puisi yang menekankan aspek visual puisi di atas aspek pendengaran tradisional.

Seni mesin tik sangat cocok untuk gerakan ini, karena memungkinkan penyair membuat puisi yang mencolok secara visual hanya dengan menggunakan huruf, angka, dan simbol.

Pada periode yang sama, muncul Harold Cohen, seniman Inggris yang membuat serangkaian lukisan menggunakan program komputer pada 1960-an. Karyanya membantu merintis penggunaan komputer dalam seni dan mengilhami seniman generasi baru untuk mengeksplorasi seni digital.

Salah satu artis terkenal yang menggunakan mesin tik sebagai alat kreatifnya adalah Leroy Anderson. Dia adalah komposer dan konduktor Amerika yang mendapatkan popularitas di pertengahan abad ke-20 karena musik orkestra ringan.

Anderson dikenal karena menggubah musik menggunakan mesin tik manual, mengetuk nada dan ritme untuk membuat komposisinya. Karyanya yang paling terkenal adalah "The Typewriter", sebuah karya orkestra ringan dan lucu yang menampilkan suara mesin tik sebagai instrumennya.

Dalam beberapa tahun terakhir, seni mesin tik terus berkembang. Banyak seniman seperti James Cook yang menggunakan mesin tik untuk membuat berbagai macam karya seni, termasuk potret, lanskap, dan desain abstrak.

Terinspirasi Karya Paul Smith

James Cook telah menghasilkan lebih dari 300 gambar tikan menggunakan hampir 60 mesin tik, menciptakan karya seni untuk selebritis, musikus, dan berbagai perusahaan.

Ia tertarik pada seni mesin tik karena mekanismenya yang unik dan menantang untuk digunakan dalam menciptakan karya seni.

Mulanya ia menemukan media unik ini pada 2014 setelah melihat pameran karya seniman Amerika, Paul Smith, yang menggunakan mesin tik untuk membuat gambar yang rumit dan detail pada tahun 1920-an.

Cook terinspirasi oleh karya Smith dan mulai bereksperimen dengan menggunakan mesin tik untuk membuat gambarnya sendiri. Dia segera menyadari bahwa mesin tik adalah alat yang sangat serbaguna yang dapat digunakan untuk membuat berbagai macam efek yang berbeda.

Sejak itu ia telah mengumpulkan mesin tik dari berbagai tempat.

“Favorit saya adalah Olympia SG3 1968,” ujarnya kepada The Guardian.

Ia kemudian menciptakan berbagai macam gambar dengan mesin tik, termasuk potret, lanskap, dan komposisi abstrak.

Awalnya Cook memiliki latar belakang pendidikan yang tidak terkait dengan seni mesin tik. Ia mengambil jurusan psikologi dan ilmu lingkungan sebelum memutuskan untuk menempuh jalur seni di University of East London.

Keputusan itu ia ambil saat mulai tertarik pada teknologi mesin tik dan ingin menunjukkan bahwa mesin tik bukanlah teknologi yang ketinggalan zaman untuk menciptakan karya seni.

Infografik Mozaik Melukis Aksara

Infografik Mozaik Melukis Aksara. tirto.id/Tino

Lahir di Essex, Inggris, pada 1979, ukuran karyanya berkisar dari kartu pos hingga gulungan kertas yang panjangnya beberapa kaki. Ia menciptakan gambar yang terdiri dari huruf, angka, dan tanda baca pada mesin tik.

Karya-karyanya sering kali terinspirasi dari orang-orang dan tempat-tempat di sekitarnya, seperti gambar bangunan, lanskap, hewan, hingga tokoh terkenal seperti Tom Hanks, Bill Muray, dan lain-lain.

Gambar yang dihasilkan mesin tik Cook sangat detail dan tentu membutuhkan banyak kesabaran dan keterampilan untuk membuatnya. Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, ia menyebut setiap bagian pekerjaannya dapat memakan waktu antara 15 hingga 30 jam.

Hingga kini, ia kerap bereksperimen dan menggunakan berbagai teknik berbeda untuk membuat gambarnya, termasuk menggunakan berbagai jenis mesin tik, berbagai jenis kertas, dan berbagai jenis tinta.

Dia juga sering menggunakan teknik yang disebut "mencoret-coret", yang melibatkan pengetikan berulang kali di area kertas yang sama untuk menciptakan efek padat dan bertekstur.

Hal lain yang menjadi ciri khasnya ialah sering menyisipkan kalimat-kalimat tersembunyi pada gambar potret tokoh-tokoh tertentu.

Karya James Cook telah diapresiasi Pemerintah Inggris pada 2016 lewat penghargaan bergengsi Royal Society of Arts Craftsmanship Medal.

James Cook berhasil memadukan teknologi mesin tik yang kuno dengan seni kontemporer modern dan telah menginspirasi banyak seniman lain untuk mulai mencoba menggunakan mesin tik dalam menciptakan karya seni yang unik.

Baca juga artikel terkait MESIN TIK atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi