tirto.id - Ketua Komite Tetap ICT Agribisnis Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Andi Bachtiar meminta pemerintah untuk melakukan instensifikasi dan ekstensifikasi lahan untuk menggenjot produksi beras dalam negeri.
Menurutnya, jumlah lahan sawah saat ini telah banyak mengalami alih fungsi. Berdasarkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi pengurangan lahan sawah baku sekitar 650 ribu hektar sejak 2018.
Padahal, Presiden Joko Widodo pernah berjanji bahwa selama lima tahun pemerintahannya, lahan-lahan untuk pertanian akan digenjot secara masif.
"Jangan sampai terjadi konversi penggunaan lahan. Itu kan yang harus kita cegah kalau itu banyak terjadi mau enggak mau kita harus ekstensifikasi untuk ganti lahan yang terkonversi jadi peruntukan lain," ujarnya saat dihubungi Tirto Kamis (25/1/2018).
Untuk memperkuat peruntukan lahan sawah agar tidak beralih fungsi, ia menyarankan pemerintah agar membuat undang-undang yang mengatur ketentuan peruntukan konversi lahan.
Di samping itu, kata dia, instrumen hukum lain seperti aturan tata ruang di beberapa wilayah Indonesia juga harus diperkuat.
"Kita harus membuat aturan dalam hal tata ruang yang bisa mengambankan keberadaan lahan pertanian untuk komoditi strategis seperti halnya beras," imbuhnya.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengakui bahwa sepanjang 2013 hingga 2017 banyak lahan pertanian berkurang untuk berbagai pembangunan.
"Kalau 2013, [BPS] bilang lahan baku sawah 7,75 juta hasil pemotretan terakhir lahan baku sawah kota adalah 7,1 juta hektar. turun dari 7,75 juta jadi 7,1 data per sekarang," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Senin (22/10/2018).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra