Menuju konten utama

Jurus Korsel Gaet Wisatawan dengan Drama

Korea Selatan (Korsel) dua dekade lalu tak semaju seperti sekarang. Pascakrisis 1998, mereka mencoba bangkit, selain dengan kemajuan manufaktur, sektor pariwisata juga dikembangkan dengan dukungan industri drama.

Turis berjalan di tempat perbelanjaan Myeong-Dong, Seoul, Korea. iStock/Getty Images

tirto.id - Deretan pepohonan pinus berbaris dua sisi membentuk lorong jalan menjadi impian banyak orang untuk mengunjunginya. Pepohonan ikonik ini salah satu objek wisata Nami Island di Korsel. Nami Island jadi destinasi wisata di Korsel yang masyhur setelah menjadi titik okasi syuting drama Korea, Winter Sonata 2002 silam

Nami Island barangkali salah satu kesuksesan besar Korsel dalam menarik perhatian warga dunia di sektor wisata. Drama Korea Dae Jang Geum, dan tentunya Winter Sonata berhasil membius pemirsa di Korsel dan negara lainnya.

A.C Nielsen Korea mencatat empat episode pertama drama Winter Sonata, berhasil mencapai rating 21,6% dan ratingnya terus naik sampai episode terakhir. Kesuksesan ini akhirnya menghantarkan Winter Sonata untuk diputar di stasiun televisi Jepang, NHK pada November 2002.

Respons audiens Jepang, hampir setengah populasi warga Jepang terkena demam Winter Sonata. Sebuah penelitian yang dilakukan Whang (2005) menunjukkan data menarik. Dalam laporannya ia menulis sebanyak 38% populasi orang Jepang menonton drama Winter Sonata. Saking menggilanya para audiens di Jepang, NHK memutar ulang drama yang dibintangi oleh Bae Yong-Joon dan Choi Ji-woo untuk kedua kalinya pada kanal NHK BS-2 di akhir 2003.

Sejak Winter Sonata diputar di Jepang, Korea Tourism Organization (KTO) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 4,3 juta kunjungan pada 2005. Diperkirakan sekitar 1,18 juta kunjungan ke Korsel akibat terdampak demam Korea (Korean wave atau hallyu). Sebanyak setengah juta kunjungan untuk napak tilas ke beberapa lokasi syuting drama dan film Korea yang mereka tonton, sebagian lainnya datang untuk menonton konser atau berjumpa dengan idola mereka.

Sesudah Winter Sonata, Korsel kembali meluncurkan drama yang menarik perhatian dunia, Full House. Drama yang dibintangi oleh Bi Rain dan Song He Kyo ini berhasil membuat para penontonnya jadi penasaran untuk berkunjung ke rumah Full House yang berada di Gwangyeok-si daerah Incheon. Pembangunan rumah ini menghabiskan dana US$1 juta dan sempat dibuka untuk umum usai episode terakhir. Namun, pada April 2013 rumah ini harus dirobohkan karena adanya kerusakan berat akibat badai typhoon.

Selain itu, salah satu drama Korea yang sangat booming di 2016 lalu yaitu Descendant of The Sun melahirkan sebuah paket wisata ke beberapa wilayah syuting drama ini. Beberapa lokasi syuting seperti Hanbo Mine di Taebaek, Samtan Art Mine di Jeong-seon, dan perkemahan militer di kawasan Gyeong-gi telah dikunjungi oleh banyak wisatawan.

Lidwina Hana menulis dalam jurnal berjudul Wisata Militer Taebaek dari Drama Descendants of The Sun (DoTS) Korea Selatan yang terbit dalam Jurnal Studi Kultural (2017) bahwa sebelumnya tidak banyak masyarakat yang tahu potensi wisata di Taebaek. Namun, semenjak menjadi lokasi syuting drama DoTS, wilayah Taebaek menjadi ramai dikunjungi. Kawasan ini berjarak kurang lebih 271 km sebelah timur dari Kota Seoul.

src="//mmc.tirto.id/image/2017/04/29/Dampak-Wisata-dari-Drama-Mojo.jpg" width="860" alt="Infografik dampak wisata dari drama" /

Dulunya Taebaek adalah bekas tambang yang kemudian oleh kru DoTS disulap menjadi pangkalan militer di negara fiktif, Urk dalam drama tersebut. KTO mencatat, selama 11 hari sejak 1 Agustus 2016 sudah ada 7.810 wisatawan yang mengunjungi Taebaek. Ketika kawasan ini dibuka secara resmi, jumlah kunjungan melonjak jadi 66%. KTO bahkan menggandeng beberapa agen perjalanan di Indonesia untuk ikut dalam program paket wisata ini.

Baru-baru ini, tepatnya Februari 2017 lalu drama ter-booming 2016/2017, Goblin juga dibuat paket wisatanya oleh KTO. Menurut KTO, dari banyak kawasan Korsel yang menjadi latar tempat syuting Goblin, yang paling populer dikunjungi adalah Pantai Yeongjin di Jumunjin, Gangwon tepatnya di area pemecah gelombang. Di pantai ini, karakter Ji Eun-Tak yang diperankan oleh Kim Go-eun sedang duduk di area pemecah gelombang sembari meniup lilin kue ulang tahun.

Di Korsel, drama pun menjadi tontonan yang paling diminati oleh pemirsa ketimbang program berita. Dalam jurnal yang ditulis oleh Han Hee-Joo dan Lee Jae-Sub (2015) yang diterbitkan dalam Journal of Travel & Tourism Marketing disebutkan bahwa tiga stasiun televisi terbesar di Korea: KBS, MBC, dan SBS berlomba-lomba untuk menayangkan drama sesuai dengan minat para audiens dengan jumlah 30 drama yang tayang setiap minggunya. Bahkan KBS sendiri menghabiskan durasi lebih dari 1.600 jam setiap tahunnya untuk menayangkan program drama di kedua kanalnya, yakni KBS TV 1 dan KBS TV 2.

Apa yang terjadi dengan Korsel sejatinya juga terjadi di Indonesia, film Ada Apa dengan Cinta 2, Laskar Pelangi, Eat Pray Love dan lainnya punya andil mendongkrak kawasan wisata. Namun, Korsel lebih dulu paham mengembangkan wisata bisa dimulai dengan membangun industri drama, dan itu terbukti mereka berhasil secara berkelanjutan.

Baca juga artikel terkait KORSEL atau tulisan lainnya dari Arifina Budi

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Arifina Budi
Penulis: Arifina Budi
Editor: Suhendra
-->