tirto.id - Sejak loket tiket dibuka pukul 08.00 WIB, sejumlah 1.600 tiket pertandingan final bulu tangkis beregu putra Asian Games 2018 dinyatakan habis dalam 20 menit.
Hal ini karena antusias warga menyambut laga pertama Indonesia melawan Cina pasca-pertandingan terakhir di Busan, Korea Selatan 2002 lalu.
Jumlah tiket yang berbanding terbalik dengan panjang antrean sempat menyebabkan kericuhan antara calon penonton dan panitia. Direktur Tiket Inasgoc Sarman Simanjorang pun ikut turun menghadapi massa.
"Kami mengucapkan terima kasih terhadap antusias penonton badminton. Ini saya lihat sebagai semangat kebangsaan, tapi kapasitas Istora terbatas," katanya di hadapan massa.
Selain menegaskan stok tiket yang sudah habis, Sarman juga menjelaskan mengapa jumlah tiket yang dijual tidak banyak. Katanya, ada slot 3 ribu yang harus disediakan Inasgoc untuk media dari seluruh dunia.
"Sudah sesuai ketentuan dari OCA," tambah Sarman.
"Kalau nanti katakanlah saat Indonesia [bertanding] penontonnya kosong, [kalau] teman-teman bilang saya mengundurkan diri, saya siap bertanggung jawab untuk itu," katanya.
Sarman juga sempat bilang membantah bahwa tiket tidak diborong calo.
Sejumlah penonton tetap protes. Menurut Erik, penonton dari Jakarta, panitia tidak transparan. Ia menyangsikan tiket benar-benar sampai ke tangan penonton.
"Soalnya kemarin baca-baca di media sosial memang banyak yang lihat calo," kata Erik.
Sarman sendiri baru mendatangi massa yang protes sekitar pukul 10.40 WIB. Namun, hingga siang ini, antrean masih tampak di depan Istora, tempat berlangsungnya pertandingan final bulu tangkis Indonesia versus Cina.
Penulis: Aulia Adam
Editor: Dipna Videlia Putsanra