Menuju konten utama

Jula-Juli Resistensi dari Karantivi Akan Kembali Hadir

Jula-Juli Resistensi akan menampilkan tiga band cadas Surabaya.

Jula-Juli Resistensi dari Karantivi Akan Kembali Hadir
Suasana Persiapan Streaming Karantivi. foto/karantivi

tirto.id - Karantivi, sebuah inisiatif untuk menonton pertujukkan seni secara virtual, kembali hadir. Acara bertajuk Jula-Juli Resistensi Vol. 2 ini akan diadakan pada Minggu, 28 Juni 2020 dimulai pukul 18.00 hingga 21.30 WIB. Di gelaran ketiga, kolektif asal Surabaya ini mengadirkan tiga band cadas dari Kota Pahlawan: Tikam, My Mother is Hero, dan Fraud.

Tikam, band yang berdiri sejak 2013, sudah sejak lama menjadi nama besar di kancah rock dan metal Surabaya. Mereka merilis single”Sumpah Belati” di tahun pertama terbentuknya. Butuh empat tahun hingga mereka merilis album perdana, Jurnal Amarah. Album ini berhasil masuk ke dalam nominasi AMI Awards 2018 untuk kategori Karya Produksi Metal/ Hardcore untuk lagu “Mangsa”. Untuk mempromosikan album Jurnal Amarah, Tikam sempat mengadakan tur Jawa Timur. Selain merilis lagu baru “Delusif” yang mengudara pada 10 April 2020, Tikam kini mengikuti kompetisi Wacken Metal Battle Indonesia agar bisa tampil di Wacken Open Air Festival, salah satu festival metal terbesar di dunia.

Sedangkan My Mother Is Hero (MMIH) juga merupakan band veteran di kancah rock Surabaya. Mereka terbentuk sejak 2009, pernah melepas mini album Believe (2012) berisi enam lagu sebelum akhirnya merilis dua album penuh, Sundial (2014) dan Midst (2016). MMIH dikenal punya basis penggemar cukup kuat, dengan warna musik luas, merentang dari blues rock, stoner, hingga psikedelik.

Lalu ada pula Fraud, band dengan reputasi mentereng di kancah hardcore. Oleh Warning Magz, Band yang aktif sejak 2011 ini disebut sebagai, “…motor penggerak garda depan skena musik keras Surabaya”, dan pernah manggung di banyak panggung besar, termasuk Hammersonic, festival metal terbesar di Indonesia. Hingga kini Fraud sudah merilis tiga album penuh, No Fans Just Friends (2014), Movement Before Mouthment (2015), dan yang terbaru adalah The Prophecy yang akan dirilis dalam waktu dekat. Saat ini, mereka sudah merilis beberapa single dari album ketiga dan bisa disaksikan di kanal YouTube mereka.

Sebagai eksperimen alternatif pertunjukan virtual, Karantivi kembali menjajal bentuk baru keterlibatan publik. Kali ini dengan cara memberikan pilihan pembelian tiket, bisa dengan memilih salah satu penampil, atau memilih semuanya. Penonton bisa menyaksikan konser virtual ini di situs Karantivi dengan membeli tiket sebesar Rp15.000 per sesi, atau Rp45.000 per sesi. Tiket sudah bisa dibeli sejak 21 Juni 2020.

“Praktik transaksi berbayar ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dan strategi untuk menciptakan sistem berkelanjutan yang mandiri, sekaligus ingin menunjukkan apresiasi terhadap pekerja seni lewat praktik kesetaraan dalam transaksi, bukan lewat penggalangan dana atau sistem donasi,” tulis Karantivi dalam manifestonya. []

Baca juga artikel terkait HARD NEWS atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Hard news
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti