tirto.id - Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebutkan, segala bentuk pembiayaan, perawatan dan penanggulangan pasien yang terkena wabah virus corona jenis baru atau COVID-19 akan ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Sehingga, pasien tidak perlu khawatir tentang biaya besar yang akan dikeluarkan saat mereka dalam perawatan di rumah sakit.
Namun, Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes itu enggan menjelaskan dari mana sumber pembiayaan yang didapatkan.
"Semua kasus ini dibiayai oleh pemerintah, enggak usah khawatir. Semua pemerintah yang biayai, masalah dananya dari mana yang penting dari pemerintah, yang sakit enggak usah mikir," kata Achmad seperti dilansir Antara, Rabu (4/3/2020).
Dia menyebutkan, perawatan atas pasien COVID-19 yang dibiayai pemerintah itu telah diatur dalam keputusan Menkes RI No.HK 01.07/Menkes/2020 tentang penetapan infeksi novel corona virus sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya yang ditandatangani Menkes Terawan Agus Putranto pada 4 Februari 2020.
Dalam keputusan itu disebutkan, segala bentuk pembiayaan dalam bentuk penanggulangan dibebankan pada Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah dan atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sebelumnya, Achmad juga menyebutkan kondisi terkini dua warga depok positif corona yang saat ini sudah membaik.
Ahmad mengatatakan, pasien tidak memerlukan selang oksigen dan selang infus. Meski pasien saat ini masih batuk, tetapi suhu tubuhnya tidak panas.
Sementara dua orang lainnya yang tinggal satu rumah dengan kedua pasien tersebut, yakni Asisten Rumah Tangga (ART) dan kakak pasien dinyatakan negatif corona.
"Keluhan terakhir hanya masih batuk, tidak panas sama sekali. Ini yang kondisi fisiknya, kemudian yang dua lainnya kakaknya dan pembantunya sudah kita tracking dan dua-duanya negatif," terangnya.
Lebih lanjut dia menyebut surveyors tracking akan dilakukan kepada sekitar 50 orang yang bergabung di acara dansa, lokasi di mana sebelumnya pasien sempat berinteraksi.
Sementara pemeriksaan terhadap 155 spesimen yang berasal dari 44 rumah sakit di 23 provinsi di Indonesia dinyatakan negatif, tetapi masih dalam pengawasan.
Editor: Agung DH