tirto.id - Meraih dua gelar juara All England berturut-turut (2017, 2018), pencapaian Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menyamai rekor Ricky Subagja/Rexy Mainaky yang dibuat lebih dari 20 tahun lalu (1995, 1996). Menanggapi soal keberhasilannya di laga final, Kevin Sanjaya menyebut kemenangannya sangat spesial karena All England adalah turnamen bergengsi dan tertua.
"Kemenangan ini sangat spesial. Karena ini merupakan turnamen bergengsi dan tertua. Kami senang main di sini, karena banyak dukungan juga di sini untuk kami," katanya selepas pertandingan seperti dikutip dari Antara, Senin (19/3/2018).
Pada laga final yang berlangsung Senin dini hari itu, Marcus/Kevin berhasil mengalahkan unggulan ke-2 wakil Denmark, Mathias Boe/Casten Mogensen di Arena Birmingham, Inggris.
Berdasarkan statistik BWF, Marcus/Kevin yang diunggulkan di peringkat ke-1 ini menyudahi perlawanan Mathias/Casten lewat pertarungan ketat dua set, 21-18, 21-17 yang berlangsung selama 42 menit.
Sementara di gelaran All England edisi 2017, Marcus/Kevin meraih gelar pertamanya itu usai mengalahkan pasangan ganda putra wakil Cina, Li Jun Hui/Liu Yu Chen, dua set 19-21, 14-21 di babak final.
Turnamen bulu tangkis bergengsi yang menyandang level BWF World Tour Super 1000 ini berhadiah total satu juta dolar Amerika yang didistribusikan sebesar 70 ribu dolar Amerika untuk kampiun nomor tunggal dan 74 ribu dolar Amerika untuk pemenang nomor ganda.
Tampil sebagai juara, maka Marcus/Kevin menerima sekitar Rp1 miliar. Sementara di nomor tunggal, Shi Yuqi yang mengalahkan juara All England enam kali, Lin Dan di partai final tunggal putra, mengantongi sekitar Rp958 juta (1 dolar Amerika = Rp13.689 per 19 Maret 2018).
Selain menyamai rekor Ricky/Rexy, pencapaian Markus/Kevin juga sejajar dengan para peraih dua gelar All England berturut-turut lainnya seperti Kim Moon-soo/Park Joo-bong (1985, 1986) atau legenda bulu tangkis Indonesia Christian Hadinata/Ade Chandra (1972, 1973).
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis