tirto.id - Presiden Joko Widodo menepis keretakan hubungan Indonesia dengan Australia masih baik di tengah kabar adanya prajurit Negeri Kanguru yang menghina dasar negara Pancasila.
Insiden ini terkuak saat Komando Pasukan Khusus sedang berlatih bersama dengan pasukan komando Australia, Special Air Service (SAS) di salah satu fasilitas pelatihan militer di Perth pada November silam. Salah seorang instruktur Kopassus melihat ada materi pelajaran yang diduga menghina Pancasila.
Akibat insiden ini TNI menghentikan kerjasama militer dengan tentara nasional Australia pada awal Desember lalu.
Namun Presiden Joko Widodo, usai menghadiri Rakernas Pembangunan Pertanian 2017, Kamis (5/1/2017) menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan Australia tidak ada masalah.
"Saat ini, masalah itu saya sudah perintahkan untuk ditangani oleh Menhan (Ryamizard Ryacudu) dan Panglima TNI (Jenderal TNI Gatot Nurmantyo). Saya kira hubungan kita dengan Australia ya masih dalam kondisi yang baik-baik saja," kata Jokowi.
Menurut Presiden, pihak militer kedua negara perlu meluruskan insiden yang terjadi sehingga hubungan kedua negara tetap baik. Ia mengaku telah menerima laporan dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait penghentian kerja sama militer kedua negara.
"Kita kan sudah sepakat, Indonesia-Australia sepakat untuk saling menghormati, saling menghargai dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing," tegas Jokowi.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditemui di tempat yang sama mengatakan Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF) Marsekal Udara Mark Binskin telah mengiriminya surat permohonan maaf.
Dalam surat itu, Mark juga mengatakan pihaknya akan menginvestigasi kasus penghinaan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Gatot telah membalas surat Mark dengan menghargai permintaan maaf militer Australia dan akan melanjutkan pembicaraan setelah terdapat hasil investigasi militer Australia.
Sebelumnya, Mabes TNI menyatakan seluruh kerja sama militer kedua negara akan dikaji ulang sebelum ada keputusan berlanjut tidaknya kerja sama itu.
TNI menjelaskan ada masalah teknis yang harus diperbaiki dan disempurnakan untuk meningkatkan hubungan kerja sama dan semuanya masih dalam evaluasi perlu adanya penyempurnaan, perlu ada peningkatan sehingga hal-hal teknis itu supaya diperbaiki, demikian Antara.