Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Jokowi Singgung Soal Angka Booster Rendah, BGS: Orang Underestimate

Menkes Budi menilai banyak orang yang meremehkan kasus COVID-19 dan pandangan tersebut tidak hanya di Indonesia.

Jokowi Singgung Soal Angka Booster Rendah, BGS: Orang Underestimate
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan kebijakan pemerintah untuk membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 23 Mei 2022, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Setpres/tom.

tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta agar angka booster atau vaksin COVID-19 dosis ketiga perlu digenjot. Jokowi juga meminta agar ada upaya mendorong vaksinasi booster naik karena masih di angka 24,5 persen.

“Seperti kita lihat angkanya, vaksinasi booster nasional baru mencapai 24,5 persen. Saya kira ini terus kita dorong, saya minta kapolri, panglima TNI, dan juga Kementerian Kesehatan dan BNPB untuk mendorong terus agar vaksinasi booster bisa dilakukam, terutama di kota-kota yang memiliki interaksi antar masyarakatnya tinggi," kata Jokowi dalam keterangan, Senin (4/7/2022).

Jokowi juga mendorong agar kembali menggaungkan protokol kesehatan. Hal itu dilakukan agar pengendalian COVID-19 tidak mengganggu ekonomi Indonesia.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin atau BGS menuturkan, alasan capaian angka vaksin booster masih rendah. Ia menilai banyak orang yang meremehkan kasus COVID-19 dan pandangan tersebut tidak hanya di Indonesia.

“Mengapa sedikit (yang vaksinasi booster)? Itu di mana-mana, nggak di Indonesia saja. Orang underestimate lah, merasa sudah divaksin dua kali merasa lebih kuat," kata Budi dalam keterangan pers usai rapat, Senin (4/7/2022).

Budi mengingatkan bahwa imunitas vaksin menurun setelah 6 bulan. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk divaksin sehingga lebih waspada. Ia menilai hal itu tidak buruk daripada disuntik atau colok PCR.

“Itu akan memberikan perlindungan dan hati-hati itu tidak ada buruknya," tutur Budi.

Budi menambahkan, “Disuntik itu, kan, apa sih? Kalau saya sih mending disuntik daripda dicolok PCR gitu karena hidungnya ga enak sekali dan suntik ini, kan, sekali buat enam bulan sekali. Saya rasa kita lakukan ini untuk kehati-hatian akan sangat jauh bermanfaat," kata Budi.

Budi pun mengaku, Jokowi meminta agar jajaran untuk mencari cara khusus agar orang mau booster. Ia mencontohkan bagaimana pemerintah mewajibkan vaksin untuk lansia agar bisa masuk mal.

“Orang Indonesia, kan, perlu pendekatan-pendekatan sosial yang inovatif seperti itu. Jadi mungkin arahan beliau coba dicari pendekatan-pendekatan sosial yang inovatif agar masyarakat Indonesia itu jadi semangat dibooster kembali," kata Budi.

Baca juga artikel terkait VAKSIN BOOSTER atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz