tirto.id - Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada jajaran Polri, BNN dan pihak-pihak yang terkait atas pengungkapan penyeludupan sabu seberat satu ton di dermaga eks Hotel Madalika di Serang, Banten, Rabu (12/7/2017).
"Ini sebuah penangkapan yang sangat besar dan kita harapkan hal seperti ini terus didorong agar negara kita terhindar dari darurat narkoba," kata Presiden saat memimpin Sidang Kabinet paripurna terkait rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2018 di Istana Negara Jakarta, Senin (24/7/2017).
Dalam pemberitaan sebelumnya, Tim Gabungan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dan Polres Kota Depok membongkar kepemilikan satu ton sabu-sabu itu di Anyer, Serang, Banten, pada Rabu (12/7/2017) malam.
"Barang buktinya seton sabu-sabu ada 24 kotak, satu karung isi 25 kilogram," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Menurut Argo, dalam pengungkapan ini, petugas gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Kota Depok menembak mati seorang Warga Negara Asing Lin Ming Hui yang diduga sebagai pengendali satu ton sabu-sabu.
"Seorang tewas, dua orang ditangkap dan seorang lainnya melarikan diri," katanya.
Argo menuturkan dua pelaku lainnya bernama Chen Wei Cyuan dan Liao Guan Yu, sedangkan seorang yang buron bernama Hsu Yung Li.
Argo menduga sabu-sabu sebanyak 1.000 kilogram itu diselundupkan dari Cina ke Indonesia.
Argo mengungkapkan, pelaku berupaya menabrakkan kendaraannya ke arah petugas saat akan ditangkap.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, polisi masih berupaya untuk membongkar jaringan distribusi narkoba berjenis sabu-sabu 1 ton yang diamankan di Anyer, Banten, pada Kamis (13/7/2017) dini hari. Tito mengaku, perkara tersebut masih belum selesai ditelusuri oleh kepolisian.
"Ekspose ini penangkapan yang belum tuntas, masih pengembangan jaringan. Semua anggota masih bergerak soal ini," kata Tito di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (20/6/2017).
Tito memastikan, pengedar yang ditangkap merupakan pengedar jaringan internasional. Mereka memroduksi barang haram tersebut dari luar negeri lalu dimasukkan ke Indonesia. Tersangka berinisial LMH sendiri merupakan bandar utama. Sayang, polisi belum mengetahui arah barang tersebut dikirim. Saat ini, mereka masih terus mengejar jaringan-jaringan pembeli tersebut.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri