Menuju konten utama

Jokowi Ngemal, INDEF: Perlu Dibarengi Kebijakan Stabilitas Harga

Ekonom menilai langkah Presiden Joko Widodo blusukan seharusnya bisa dibarengi dengan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga.

Jokowi Ngemal, INDEF: Perlu Dibarengi Kebijakan Stabilitas Harga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke pusat perbelanjaan di Manado, Kamis (19/1/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali blusukan ke pusat perbelanjaan usai pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Mulai dari Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Tidak hanya di Jakarta, Jokowi juga menyempatkan ke Manado Town Square, Kota Manado, Kamis (19/1/2023) kemarin. Dia mengakui pusat perbelanjaan di ibu kota Sulawesi Utara itu ramai pengunjung.

Terkait hal itu, Vice Director INDEF, Eko Listyanto menilai, langkah Jokowi blusukan seharusnya bisa dibarengi dengan kebijakan menjaga stabilitas harga. Dia menjelaskan saat ini lebih mendasar untuk masyarakat bukan soal kepercayaan diri masyarakat untuk berbelanja melainkan terjangkaunya harga barang-barang dengan daya beli yang dimiliki masyarakat.

"Sebagai saran, blusukan tersebut agar lebih efektif harus diiringi dengan kebijakan menjaga stabilitas harga, karena bagaimana pun yang lebih bersifat fundamental bagi masyarakat bukan lagi soal confidence masyarakat untuk berbelanja, tetapi lebih kepada terjangkaunya harga barang-barang dengan menyesuaikan daya jual beli masyarakat," kata Eko ketika dihubungi Tirto, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Eko menilai pencabutan PPKM yang dilakukan pemerintah belum terlihat tanda-tanda peningkatan signifikan pada konsumsi masyarakat.

"Untuk peningkatan konsumsi belum terlalu signifikan, karena pada saat pemberlakuan PPKM level 1 saja mall sudah banyak yang buka bahkan ramai dikunjungi oleh masyarakat,” ujar Eko.

Presiden Ke Mall

Presiden RI Joko Widodo saat mengunjungi pusat perbelanjaan Grand Indonesia, di Jakarta, Minggu (15/1/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Sementara itu, Executive Director Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menuturkan, peningkatan konsumsi masyarakat saat ini dinilai belum mengalami peningkatan yang signifikan. Sebab, sebagian besar masyarakat dari kalangan kelas menengah belum pulih dari pendapatan yang stagnan.

"Konsumsi masyarakat saat ini belum mencapai peningkatan yang signifikan karena, sebagian besar masyarakat kelas menengah masih belum pulih karena pendapatan mereka yang stagnan,” tutur Ahmad.

Ahmad merinci pada 2022, pertumbuhan ekonomi tanah air mampu meningkat 5 persen. Namun, peningkatan tersebut justru malah dibarengi dengan peningkatan inflasi yang diatas 5 persen.

Kemudian, secara rill perkembangan ekonomi cenderung stagnan atau bahkan hanya diam di tempat. Apalagi, sebagian mall di Indonesia telah kehilangan marketnya. Hal itu memicu belum meningkatnya konsumsi masyarakat. Selanjutnya, Menurut Ahmad, pada era sekarang ini sangat jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. Karena, dengan adanya digitalisasi yang sudah diterapkan sejak lama semenjak pemberlakuan PPKM 2020 silam, masyarakat dengan mudah bisa berbelanja online.

Ahmad menilai masyarakat yang berbelanja online lebih mendapatkan manfaat. Karena lebih efisien dan praktis. Mobilisasi masyarakat juga menjadi salah satu faktor yang membuat belum meningkatnya konsumsi masyarakat. Dia menuturkan sebagian besar masyarakat menengah lebih memilih mall yang berdekatan dengan tempat tinggalnya, ketimbang harus ke tengah kota seperti Jakarta.

“Mobilitas masyarakat pastinya juga menjadi faktor karena, untuk sebagian besar masyarakat yang tinggal di pinggiran kota pastinya terdapat pusat perbelanjaan yang menawarkan harga lebih terjangkau dan murah. Karena itu, masyarakat lebih memprioritaskan untuk mengunjungi mall di dekat tempat tinggalnya ketimbang di tengah kota," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait JOKOWI BLUSUKAN atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin