Menuju konten utama

Jokowi: Kesehatan Faktor Kunci Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi menekankan bahwa kesehatan adalah faktor kunci Indonesia untuk menjadi negara maju.

Jokowi: Kesehatan Faktor Kunci Indonesia Jadi Negara Maju
Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti-Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wpa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, kesehatan adalah faktor kunci Indonesia untuk menjadi negara maju. Ia mengaku kesehatan menjadi faktor penting selain kepintaran.

"Kesehatan menjadi hal yang sangat penting, kunci, sangat fundamental," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/4/2024).

Jokowi menekankan, peluang Indonesia untuk menjadi negara maju tidak boleh dilepaskan. Ia mengingatkan kembali bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju dalam 15-20 tahun ke depan lewat bonus demografi pada tahun 2030-an. Kesempatan tersebut tidak datang lebih dari dua kali dan tidak sedikit negara gagal memanfaatkan momen tersebut.

Jokowi pun memaparkan sejumlah pekerjaan rumah Indonesia di bidang kesehatan. Di masalah stunting, Indonesia berhasil menurunkan dari 37,6 persen ke 21,5 persen dalam 10 tahun terakhir. Akan tetapi, Jokowi menilai angka tersebut masih jauh dari target pemerintah 14 persen.

"Saya hitung-hitung ternyata juga nggak mudah, tapi nggak tahu kalau dalam kesempatan setahun ini kita bisa capai 14 persen karena ini pekerjaan yang harus terintegrasi," kata Jokowi.

Selain stunting, Indonesia masih tersangkut dalam masalah angka masyarakat meninggal akibat penyakit tidak menular yang tinggi. Sekitar 330 ribu orang meninggal karena stroke, 300 ribu orang meninggal akibat jantung dan penyakit kanker.

Pemerintah sudah mengirimkan sejumlah alat kesehatan seperti USG, EKG dan alat lab untuk membantu penanganan masalah kesehatan tersebut di tingkat puskesmas. Pemerintah juga meningkatkan fasilitas dan alat kesehatan di rumah sakit daerah seperti pengadan MRI hingga alat kesehatan mahal lainnya.

Selain masalah pengadaan alat, Jokowi mengakui bahwa masalah besar Indonesia yang masih menjadi tantangan adalah masalah kekurangan dokter dan dokter spesialis.

"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang, ini persoalan besar kita," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, rasio dokter Indonesia masih 0,47 dengan ranking 147 di tingkat dunia. Ia menilai, perlu rencana pembangunan jangka menengah-panjang di bidang kesehatan. Pemerintah pun mengundang BAppeda untuk pembangunan rencana tersebut agar bisa ditangani.

Selain itu, mantan Walikota Solo ini juga mengatakan rencana induk bidang kesehatan akan rampung pada Agustus 2024 ini. Ia mengatakan, rencana tersebut akan menjadi pedoman dari tingkat pusat hingga kabupaten kota dan swasta dalam masalah kesehatan.

Hal ini tidak lepas juga posisi Indonesia yang kerap kehilangan 11,5 miliar dolar AS atau Rp180 triliun karena warga berobat ke luar negeri, impor bahan baku farmasi yang tembus 90 persen dan 52 persen alkes Indonesia yang masih impor.

"Semuanya harus sinkron, semuanya harus in-line, semuanya harus berirama. Jangan berjalan sendiri-sendiri, akan tidak menghasilkan apa-apa nantinya kalau berjalan sendiri-sendiri," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait JOKOWI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Flash news
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang