tirto.id - Presiden Joko Widodo mengajak peserta KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) 2017 untuk menyebarkan semangat internasionalisme karena ini adalah solusi untuk hambatan globalisasi.
"Kita membutuhkan internasionalisme untuk menciptakan solusi atas hambatan yang timbul akibat globalisasi," kata Presiden saat pembukaan KTT IORA di Jakarta, Selasa (7/3/2017).
KTT IORA ini dihadiri sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan antara lain Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Mozambik Filipe Nyusi, dan Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Abdul Razak.
"Namun sebagaimana diuraikan Presiden Soekarno, internasionalisme kita harus berakar pada nasionalisme, sebuah nasionalisme yang sehat, bijaksana, menceritakan kebenaran, menceritakan apa adanya, sebuah nasionalisme yang tulus, yang berani melakukan yang terbaik untuk jangka panjang bukan yang memancing atau terpancing oleh emosi yang sesaat," papar Presiden Jokowi.
Bahkan karena teknologi informasi semakin berkembang, globalisasi tidak bisa dibalikkan. "Tidak bisa kita mengelak darinya dan justru karena globalisasi sudah harga mati kita makin membutuhkan internasionalisme," ungkap Presiden.
Ia mengharapkan para menteri, pejabat tinggi Indonesia dan peserta KTT IORA terus mendorong solusi-solusi praktis globalisasi.
"Dan kita semua tentunya memperjuangkan kepentingan kita masing-masing. Namun sebagaimana disampaikan secara amat bijaksana oleh pendiri Republik Indonesia, Presiden Soekarno lebih dari setengah abad lalu, beliau mengatakan internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalisme," kata Jokowi.
Selain itu, Presiden Joko Widodo meyakini kawasan Samudera Hindia akan menjadi salah satu pos kunci perhelatan dunia.
"Di Indonesia kami percaya bahwa Samudera Hindia saat ini sedang berkembang menjadi salah satu pos kunci dalam perhelatan dunia," kata Presiden Jokowi saat membuka KTT IORA.
Presiden Jokowi menyampaikan selamat datang kepada semua delegasi pada 20 tahun IORA yang terselenggara pada saat kritis bagi perekonomian dunia dan bahkan bagi umat manusia.
"Semakin terasa bahwa dunia sekarang di tengah-tengah revolusi global. Pertama, sebuah revolusi teknologi yang tanpa belas kasihan telah memaksa kita melakukan perubahan ke depan," kata Jokowi.
Kedua, revolusi politik yang berpotensi menandai permulaan sebuah era populisme.
Presiden Jokowi menyebutkan selama ratusan tahun Samudera Atlantik mendominasi dunia dan dalam 30 tahun terakhir bergeser ke Asia Timur sehingga banyak yang menyatakan inilah abad Samuderra Pasifik.
"Namun kami percaya bahwa saat ini Samudera Hindia di ambang suatu keperkasaan dengan perkembangan masyarakat besar dan ekonomi-ekonomi yang semakin berperan di Asia Timur, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Australia," kata Jokowi.
Presiden menyebutkan komunitas IORA adalah komunitas unik karena di samping kaya, tetapi juga memiliki kantong-kantong kemiskinan. "Kawasan IORA merupakan sebuah kawasan yang kaya dengan tradisi," kata Jokowi yang membuka KTT IORA dengan memukul tifa, alat musik tradisional dari Papua.
Hadir juga dalam acara ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua BPK Harry Azhar Azis dan para duta besar negara sahabat.
KTT IORA digelar pada 5-7 Maret 2017 dengan dihadiri 21 negara anggota IORA dan mengambil tema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Ke-21 negara itu adalah Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman. Empat kepala negara dan pemerintahan hadir dalam KTT ini, yaitu dari Iran, Yaman, Mozambik dan Bangladesh.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri