tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh keputusan penghapusan Ujian Nasional (UN) yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Menurutnya, keputusan tersebut sudah matang dan penuh perhitungan. Nantinya, setiap sekolah akan memiliki penilaian yang komperhensif soal ujian yang dilakukan untuk anak didiknya.
"Kita mendukung apa yang sudah diputuskan Mendikbud, artinya mau tidak mau nanti setiap sekolah akan ada angka-angkanya, yang angkanya di bawah grade tentu saja harus diperbaiki dan diinjeksi [pendidikan] sehingga bisa naik levelnya, akan kelihatan sekolah mana yang perlu disuntik," ujarnya di KM 38 Karawang, Jawa Barat Kamis (12/12/2109).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno menegaskan bahwa Ujian Nasional akan berganti format dan tak dihapus.
"Diganti dengan evaluasi atau penilaian yang lebih baik. Karena kita ingin penilaian ini nantinya lebih mengarah pada tingkat penalaran siswa," ujar Totok di Jakarta, seperti diwartakan Antara.
Ia menambahkan selama ini UN didominasi oleh penguasaan konten mata pelajaran. Padahal ke depan, yang dibutuhkan oleh siswa adalah kemampuan bernalar.
"Jadi perubahan itu, yang tadinya UN lebih kepada menilai kepada pemahaman konten anak-anak kita, nanti lebih kepada kemampuan bernalar, kemampuan berpikir kritis," jelas dia.
Totok menegaskan UN tidak bisa dihapuskan karena amanat UU. Hanya diganti dengan penilaian yang menekankan pada kemampuan bernalar.
Nantinya, bentuk penilaiannya seperti soal-soal PISA maupun AKSI yang dibuat oleh Kemendikbud untuk survei karakter, karakter seperti apa yang dibutuhkan pada masa depan.
Totok juga mengatakan kemampuan anak tidak bisa dibangkitkan pada saat ujian saja, melainkan harus dalam kesehariannya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana