tirto.id - Para delegasi dan pemimpin G20 tetap menghadiri kegiatan penanaman mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura), Bali, Rabu (16/11/2022). Beberapa negara yang ikut dalam NATO pun hadir setelah merespons rudal yang menyasar Polandia.
Dalam tayangan di Sekretariat Presiden, Presiden Amerika Serikat Joe Biden terlihat hadir dengan mengenakan jas biru dan kacamata hitam. Kedatangan Biden diikuti kehadiran Perdana Menteri Australia Anthony Albanesse di lokasi. Setelah Albanese hadir Presiden Prancis Emanuel Macron. Negara G20 yang tidak tergabung dalam NATO juga hadir seperti Perdana Menteri India Nahendra Modi.
Usai para petinggi negara berkumpul, beberapa di antara mereka diperkenankan menggunakan pakaian G20. Jokowi mengajak para pemimpin negara G20 untuk berkeliling di tahura mangrove. Mereka lantas secara simbolis membawa cangkul dan menyiram tanaman mangrove yang disediakan.
Setelah simbolisasi menanam mangrove, para kepala negara diajak meninjau sekeliling tahura. Beberapa pemimpin negara pun terlihat berbicara langsung dengan Jokowi saat peninjauan.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia ingin menunjukkan komitmen nyata mereka pada perubahan iklim dengan menunjukkan konservasi di Tahura.
"Sebagai negara pemilik hutan mangrove, yang terluas di dunia yaitu 3,3 juta hektar hutan mangrove kita, Indonesia ingin berkontribusi kepada perubahan iklim terhadap perubahan iklim," kata Jokowi, Rabu.
Jokowi menyampaikan bagaimana Indonesia mengubah Tahura Ngurah Rai yang sebelumnya tambak ikan terabrasi menjadi hutan mangrove. Ia pun mengatakan ada perubahan besar dari daerah terabrasi menjadi hutan mangrove yang terdiri 33 spesies mangrove.
"Spesies pohon mangrove yang juga ini menjadi rumah bagi lebih dari 300 fauna seperti ikan, udang, burung, monyet, ular. Semuanya bisa hidup di hutan mangrove," jelas Jokowi.
Jokowi mengaku beberapa pemimpin G20 kagum melihat upaya konkret Indonesia. Ia juga mengaku kepada para pemimpin dunia bahwa Indonesia punya tempat penanaman mangrove dengan total biaya 6 juta bibit dengan rencana ditanam di 33 lokasi. Ia mengaku sudah ada 5 lokasi yang berlangsung.
Presiden Jokowi pun menyatakan bahwa upaya menunjukkan Tahura adalah bukti komitmen Indonesia dalam perubahan iklim. "Ini sekali lagi ada wujud konkret Indonesia dalam perubahan iklim. Oleh sebab itu, tadi saya sampaikan Indonesia mengajak negara anggota negara-negara G20 untuk berkolaborasi, bekerja sama dalam sebuah aksi nyata untuk pembangunan hijau, pembangunan ekonomi hijau yang inklusif," ujar Jokowi.
Kegiatan simbolis di Tahura sempat mengalami perubahan jadwal selama 1-1,5 jam. Hal itu terjadi karena insiden jatuhnya roket milik Rusia ke Polandia yang merupakan negara NATO.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah memastikan bahwa kegiatan G20 di hari kedua belum berubah banyak meski ada insiden Polandia. Ia mengaku perubahan hanya terjadi pada jam kegiatan.
"Kita tetap menjalankan ketentuan G20 untuk hari ini. Mungkin ada hal-hal yang lebih ditanyakan ke Bu Menteri Luar Negeri dalam rangkaian program hari ini. Namun, sejauh pengaturan program ada beberapa penyesuaian waktu saja," ujar Faiza di Media Center G20, Bali, Rabu (16/11/2022).
Faiza pun mengakui bahwa negara-negara G7+ tengah menggelar rapat darurat berkaitan situasi geopolitik internasional.
"Kita mengikuti memang ada emergency meeting yang dilakukan oleh G7+. Itu bagian dari dinamika yang sekarang terjadi pada saat konferensi internasional," kata Faiza.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri