tirto.id - Presiden Joko Widodo membagikan sepeda kepada tiga tamu undangan yang mengenakan kostum adat terbaik setelah Upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74 Republik Indonesia di Istana Negara, Sabtu (17/8/2019).
"Sebagaimana telah diumumkan sebelumnya, terima kasih kepada para hadirin yang memakai pakaian nasional dari daerah masing-masing," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di mimbar kehormatan lapangan Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8/2019)
"Berdasarkan penilaian juri di mana bapak dan ibu sejak tiba masuk ke wilayah istana maka di sini saya diminta untuk mengumumkan hasil penilaian juri siapa pemenang yang memakai pakaian nasional terbaik dan tentu mendapat hadiah, hadiahnya sepeda merah putih," lanjut Kalla.
Pengumuman ini terkesan mengejutkan karena pada upacara 2018 lalu tidak ada pembagian sepeda. Sebab, dianggap sebagai tahun pemilu dan ada larangan dari KPU untuk memberikan sepeda kepada masyarakat.
Sementara pada 2017, merupakan tahun pertama diberlakukannya pemberian hadiah sepeda oleh Presiden Jokowi.
"Juara ketiga, Ibu Nora Tristyana; hadiah kedua kepada Pak Haji Bachrul dengan baju daerah Kalimantan dan pemenang pertama terbaik memakai baju daerah adalah Ibu Khalida dengan baju daerah NTT, kami persilakan maju ke depan beserta sepedanya," ujar Jusuf Kalla seperti dilansir Antara.
Nora Tristyana merupakan istri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan juga anak dari Wakil Presiden 1993-1998 Try Sutrisno.
Nora mengenakan pakaian adat Lampung berupa kebaya putih beserta tenun Lampung serta mahkota warna emas lengkap dengan asesoris emas sebagai gelang dan kalung yang menghiasi kebayanya.
Pakaian Nora juga selaras dengan busananya yang dikenakan suaminya, Ryamizard yang sama-sama mengenakan beskap putih lengkap dengan hiasan kepala yang menjulang tinggi.
Dengan pakaian yang lengkap dan tampak berat itu, Nora pun harus perlahan untuk maju ke depan panggung untuk menerima sepeda.
Sedangkan pememang kedua Bachrul adalah seorang Sultan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur.
Bachrul yang ternyata adalah anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tahun 1974 itu dengan bangga maju ke panggung sambil memamerkan sejumlah batu cincin yang ada di tangannya.
Sedangkan Khalida adalah seorang gadis muda semampai yang tampak anggung berjalan ke panggung dengan mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Timur lengkap dengan hiasan tanduk di kepalanya.
Editor: Abdul Aziz