tirto.id - Maskapai Jet Airways mengumumkan bahwa, seluruh penerbangannya baik domestik maupun internasional resmi dihentikan pada Rabu (17/4/2019).
Pemberhentian seluruh operasional maskapai yang berpusat di Mumbai, India ini, karena perusahaan terlilit utang sebesar 1,2 miliar dolar AS kepada bank.
Jet Airways melalui keterangan tertulis di laman resminya, menyatakan bahwa mereka kesulitan mendapatkan dana darurat dari pemberi pinjaman di tengah krisis keuangan.
Hal tersebut mengakibatkan mereka tak mampu membiayai seluruh operasional penerbangan, membeli bahan bakar, dan seluruh layanan.
Dengan kondisi tersebut, Jet Airways terpaksa membatalkan semua penerbangan internasional dan domestiknya. Penerbangan terakhirnya beroperasi Rabu (17/4/2019) kemarin.
Jet Airways pernah menjadi maskapai pernerbangan swasta terbesar di India pada awal 1990-an, dan telah menurun sejak maskapai penerbangan murah mulai menawarkan tarif sangat rendah.
Melansir dari CNN, Naresh Goyal pendiri Jet Airways mengundurkan diri pada akhir Maret sebagai ketua.
Pengunduran Goyal adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan 218 juta dolar AS yang diserahkan kepada bank-bank. Namun, upaya bail out ini tidak terwujud.
Konsorium Pemberi Pinjaman India yang dipimpin oleh Bank Negara India (SBI) mengatakan, tidak dapat mempertimbangkan permintaan peminjaman dana yang diajukan Jet Airways.
"Karena tidak ada dana darurat dari pemberi pinjaman atau sumber lain yang akan datang, maskapai tidak akan mampu membayar bahan bakar atau layanan penting lainnya untuk menjaga operasi berjalan," kata operator dalam pernyataan 17 April seperti dilansir Bloomberg.
Dengan demikian, Jet Airways terpaksa membatalkan semua penerbangan internasional dan domestiknya.
Keruntuhan maskapai yang memiliki sekitar 20.000 pegawai ini merupakan yang terbesar di India, sejak jatuhnya maskapai Kingsfisher Airlines pada tahun 2012.
Melansir dari CNN, para perusahaan Bank India masih berupaya untuk melanjutkan pencarian investor swasta yang dapat membeli 75 persen saham Jet Airways hingga 10 Mei 2019.
Etihad Airways yang mengakuisisi 24 persen saham Jet Airways pada 2013, telah disebut-sebut sebagai pembeli potensial.
Namun, maskapai nasional Abu Dhabi ini juga punya masalah sendiri, karena telah kehilangan sekitar 4,9 miliar dalam tiga tahun terakhir.
"Kami terus bekerja dengan manajemen Jet Airways, pemberi pinjaman dan pemangku kepentingan utama dalam konteks upaya mengelola dana pemberi pinjaman untuk merestrukturisasi perusahaan,” kata juru bicara Etihad seperti diwartakan CNN.
Saham Jet Airways turun sebesar 8,1 persen, menjadi 240,50 rupee India pada Selasa (16/4/2019).
Tahun ini, saham Jet Airways menurun 13 persen setelah kehilangan dua pertiga dari nilai pasar pada tahun 2018.
Jet Airways telah mengoperasikan 600 rute domestik dan 380 rute internasional, termasuk dari London, Amsterdam dan Paris, dan telah berkembang pesat, sebelum masuknya maskapai berbiaya rendah seperti IndiGo dan SpiceJet yang beroperasi di India.
Maskapai SpiceJet mengatakan akan menambah 27 pesawat selama dua minggu ke depan, sementara maskapai biaya rendah IndiGo dengan cepat memasukkan Airbus SE A320neos baru ke dalam armadanya.
Editor: Yandri Daniel Damaledo