tirto.id - Hari ini, Minggu (17/6/18), Jerman akan menghadapi Meksiko pada pertandingan pertama mereka di Piala Dunia 2018. Sebagai juara bertahan dan sebagai tim unggulan, Jerman tentu diunggulkan pada pertandingan tersebut. Namun Meksiko juga tidak boleh disepelekan begitu saja.
Pada masa persiapannya menjelang Piala Dunia 2018, Jerman memang tampil kurang meyakinkan. Dalam lima laga terakhir, mereka hanya mampu meraih satu kali kemenangan, yakni saat mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-1. Sisanya mereka hanya mampu bermain imbang saat meladeni Perancis dan Spanyol, serta mengalami dua kali kekalahan saat menghadapi Austria dan Brasil.
Tak jauh berbeda dengan Jerman, Meksiko juga tampil kurang meyakinkan selama persiapan. Dalam lima pertandingan terakhir, tim yang dilatih oleh Juan Carlos Osorio ini hanya mampu meraih dua kali kemenangan (menghadapi Skotlandia dan Islandia), satu kali imbang (melawan Wales), dan dua kali kalah (melawan Kroasia dan Denmark).
Hasil-hasil itu membuat penggemar Meksiko tidak puas dengan kinerja Osorio. Saat Meksiko bertanding melawan Skotlandia pada 3 Juni 2018 lalu, penggemar Meksiko menerikkan kata-kata yang tak enak didengar oleh Osorio: “Osorio out!” Padahal Meksiko menang 1-0 pada pertandingan tersebut.
Meski begitu, kinerja Osorio bersama Meksiko sebetulnya tak buruk-buruk amat -- malah dapat dibilang memuaskan. Sejak memimpin Meksiko pada November 2015 lalu hinggal laga menghadapi Skotlandia, ia berhasil membawa Meksiko menang 31 kali, bermain imbang 9 kali, dan kalah 7 kali. Persentase kemenangan Meksiko di bawah Osorio pun mencapai 66%.
Saatnya Loew Memainkan Komposisi Terbaik
Salah satu yang tampak dari kurang menggigitnya penampilan Jerman dalam lima pertandingan terakhir adalah komposisi pemain Jerman yang masih sering diubah-ubah. Hal itu lazim dilakukan pada masa persiapan, tetapi Loew tidak boleh melakukannya lagi saat menghadapi Meksiko nanti. Itu artinya Jerman harus bermain dengan komposisi yang sudah dipilih sebagai yang terbaik dari semua opsi yang sudah dicoba.
Seperti dalam lima pertandingan tersebut, Jerman sepertinya akan kembali bermain dengan formasi 4-2-3-1. Formasi yang mendukung penguasaan bola dan mematikan saat melakukan serangan balik ini rasanya cocok dengan cara bermain Jerman saat ini.
Saat menguasai bola, formasi tersebut bisa berubah menjadi 4-3-3, jenis three-band-formation yang sangat menguntungkan untuk bermain menyerang maupun untuk mendominasi penguasaan bola. Saat bertahan, Jerman bisa mengubah formasi itu menjadi 4-4-2.
Dengan formasi 4-4-2 saat bertahan, Jerman akan memiliki dua keuntungan: pertama, dipadukan dengan garis pertahanan tinggi, Jerman bisa lebih mudah melakukan high-pressing secara terorganisir; kedua, mereka bisa memaksa tim lawan bermain melebar, meminimalisir opsi lawan untuk mengembangkan permainan, sekaligus juga dapat bertahan secara kompak.
Karena Jerman terbiasa melakukan build-up serangan dari lini belakang, Loew mungkin akan memainkan Joshua Kimmich, Jerome Boateng, Mats Hummels, dan Juan Hector di lini belakang. Sementara Kimmich dan Hector akan memberikan bantuan dari sisi lapangan saat Jerman melakukan serangan, Boateng dan Hummels bisa membantu Toni Kroos dalam mengatur tempo permainan. Baik Boateng maupun Hummels pintar meretensi bola dan itu bisa menguntungkan Jerman.
Bagaimana jika Meksiko melakukan high-pressing yang bisa menyulitkan Jerman melakukan serangan dari lini belakang? Jerman bisa mengandalkan kemampuan Manuel Neuer atau Andre ter Stegen.
Menurut JJ Bull, penulis taktik di Telegraph, karena bagus dalam menggunakan kakinya, Neuer atau Andre ter Stegen bisa menjadi senjata rahasia Jerman di Piala Dunia 2018. Ia menjelaskan alasannya melalui jumlah sentuhan yang dilakukan Neuer saat Jerman bertanding melawan Ceko pada Oktober 2016 lalu dan sentuhan yang dilakukan Andre ter Stegen saat Jerman menghadapi lawan yang sama pada September 2017. Sementara Neuer melakukan 30 kali sentuhan, Marc ter Stegen melakukan 52 sentuhan. Saat itu keduanya terlibat aktif dalam build-up serangan dari lini belakang.
Sementara di depan garis pertahanan Jerman, selain diandalkan untuk meretensi bola dan mengatur tempo permainan, Toni Kroos juga bisa diandalkan untuk memulai serangan cepat. Alasannya: umpan-umpan lambung kroos tak kalah akurat daripada umpan-umpan pendeknya. Dengan begitu, Kroos bisa mempermudah kinerja Marco Reus, Mesut Oezil, dan Thomas Mueller, yang kemungkinan menjadi pilihan utama Loew, di daerah sepertiga akhir.
Loew memang mempunyai banyak pilihan di sektor gelandang serang, tetapi Oezil, Reus dan Mueller merupakan komposisi yang terbaik saat ini. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda.
Sementara Oezil jeli menciptakan peluang, Mueller pintar mencari ruang, dan Reus memiliki kemampuan yang tidak dimiliki keduanya: cepat dan mahir melakukan dribel. Selain bisa mengacaukan organisasi pertahanan Meksiko jika anak asuh Osorio tersebut memilih bertahan secara mendalam, kemampuan Reus juga bisa mempermudah Jerman melakukan serangan cepat.
Di sektor depan, mengingat buruknya kinerja pemain belakang Meksiko dalam lima pertandingan terakhir, daripada memainkan seorang false nine, Loew bisa memainkan Timo Werner yang hampir selalu menjadi pilihan utama dalam masa persiapan.
Osorio Penuh Teka-Teki
Berbeda dengan Jerman yang sudah memiliki pendekatan tertentu, Meksiko di bawah asuhan Osorio merupakan tim yang sulit untuk ditebak. Selain sering melakukan rotasi, Osorio juga gemar mengubah-ngubah taktiknya. Ia bisa memainkan formasi 4-3-3, 3-1-3-3, hingga 4-2-1-3 tergantung cara bermain lawan.
Menyoal kebiasaan tersebut, Osorio pernah mengatakan, “Saya pikir kami harus menggabungkan dua hal. Kami harus bermain berdasarkan kemampuan yang kami miliki tetapi juga harus menghormati [merespons dan mengantisipasi] tim lawan.”
Apa yang dipersiapkan Meksiko untuk menghadapi Jerman memang masih misteri. Namun jika dilihat dari masa persiapan mereka untuk menghadapi pertandingan tersebut, Meksiko tampaknya akan bermain bertahan dengan mengandalkan serangan balik.
Dalam sesi latihan menjelang pertandingan melawan Jerman, Osoria beberapa kali mencoba formasi 4-2-1-3, formasi yang mereka gunakan saat mengalahkan Amerika Serikat pada 2016 lalu. Dalam formasi tersebut, Osorio memainkan Ochoa di depan gawang; Carlos Salcedo, Hugo Ayala, Hector Moreno, serta Jesus Gallardo di lini belakang; Hector Herrera dan Andres Guardado sebagai double-pivot, serta Carlos Vela sebagai pemain nomor 10; dan di lini depan, Osorio menempatkan Javier "Chicarito" Hernandez sebagai penyerang tengah, diapit Hirving Lozano di kiri dan Jesus Corona di kanan.
Jika formasi itu benar-benar digunakan dalam pertandingan nanti, terdapat beberapa cara agar Meksiko masih mempunyai peluang untuk menyulitkan Jerman. Duet full-back mereka memang akan kesulitan dalam bertahan saat duet full-back Jerman ikut maju ke depan, tetapi jika duet full-back Jerman terlalu aktif menyerang, trio penyerang Meksiko bisa mendapatkan keuntungan. Terutama jika Osorio mampu mamaksimalkan peran Hirving Lozano dalam melakukan serangan balik.
Apabila tidak diawasi secara ketat oleh duet full-back Jerman, Lozano bisa sangat merepotkan. Pemain PSV tersebut mempunyai kecepatan (sangat cepat saat tidak menguasai bola) dan sama baiknya saat bermain di kanan maupun di kiri. Bersama PSV di Eredivisie musim 2017-2018 lalu, ia berhasil mencetak 6 gol dan 1 assist saat bermain di kanan, juga mencetak 9 gol dan 5 assist saat bermain di sisi kiri.
Menyoal bagaimana cara Meksiko melakukan serangan balik, Osorio sepertinya akan mengandalkan Hector Herrera. Saat bermain sebagai salah satu dari double pivot, kemampuannya untuk merangsek ke lini depan seperti saat bermain bersama Porto mungkin akan dibatasi, tapi juga bisa menjadi pusat transisi saat Meksiko melakukan serangan balik.
Pendekatan taktik tersebut memang belum tentu digunakan Osorio dalam pertandingan nanti. Namun Meksiko sebaiknya menghindari bermain dengan formasi tiga bek pada pertandingan nanti. Selain karena penampilan buruk lini belakang mereka akhir-akhir ini, Meksiko juga pernah dikalahan Jerman dalam gelaran Piala Konfederasi 2017 saat bermain dengan formasi tersebut. Saat itu Meksiko dibantai Jerman 1-4.
Dengan segala rahasianya, Meksiko mungkin bisa memberikan perlawanan pada pertandingan nanti. Namun, ada satu hal penting yang harus selalu mereka ingat: seburuk apa pun penampilan Jerman belakangan ini, Jerman adalah tim spesialis di turnamen besar.
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan